127
“Lo marah sama gue?” Robert bertanya kepada Milla yang saat ini tidur memunggunginya.
Selama Jovas tidak ada di sana, Robert masuk ke dalam ruangan Milla tanpa ada paksaan karena Milla tidak histeris seperti biasanya. Dia tenang tapi tetap saja menghiraukan Robert.
“Maaf ..., gue memang nggak becus jaga lo,” kata Robert menyesal. Robert menunduk memainkan jari-jarinya.
Dia dengan susah payah ingin mencari siapa pembunuh kedua orang tua tiri Milla, sampai lupa untuk menjaga Milla yang kemungkinan dalam ancaman besar. Dan benar saja, Milla hampir menjadi korban pembunuhan beberapa hari yang lalu.
“Gue udah tangkap dia.”
“Jovas yang tangkap.”
Robert mendengkus kesal mendengarnya. Memang Jovas yang tangkap tapi dia lah yang memproses pelaku itu.
“Ya. Gue udah berusaha, Mill. Maafin gue,” mohon Robert. Yang dia butuhkan sekarang hanyalah maaf dari Milla agar Milla kembali seperti biasanya.
“Gue bakal lakuin apapun yang lo mau, Milla.”
“Apapun?”
Robert mengangguk senang karena setidaknya Milla masih mau menanggapi walau tidak menatapnya.
“Iya, apapun.”
“Aku mau kamu jangan larang aku dekat sama Jovas. Aku tahu yang terbaik buat aku, dan aku tahu apa yang harus aku lakukan. Dan itu Jovas.”
Robert mengernyit heran, sedikit tidak paham dengan apa yang dimaksud oleh Milla. Robert menangkap kalau Milla hanya ingin dia tidak dilarang jika dekat dengan Jovas. Tapi apa yang harus dia lakukan? Dan Jovas?
Tanpa bertanya lagi Robert mengangguk dan menjawab, “Iya. Apapun itu.”