41
Milla tidak membantah setelah mendapat ancaman dari Robert.
Ia patuh saja saat Robert menjemputnya untuk dibawa ke kantor polisi.
Di sinilah ia sekarang, di kantor polisi dengan beberapa petugas yang sudah ada di sana.
Milla hanya duduk, tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Karena jika ia sudah ikhlas dan tidak lagi ingin menangis.
Namun saat Milla dibawa Wisnu ke sebuah ruangan, dimana di ruangan lainnya sedang ada Robert dan seorang wanita, hati Milla menjadi tidak tenang.
“Siapa dia?” tanya Milla penasaran.
Sebenarnya Milla tidak diizinkan masuk ke ruangan itu, namun karena Robert dan Wisnu yang menangani masalah ini, jadinya mudah bagi Milla dibawa ke sana.
“Dia yang tertangkap di cctv, dia pelakunya, Milla,” jawab Wisnu dengan berat hati.
Milla bungkam, berat rasanya untuk dia mengucapkan sebuah kalimat. Bahkan tak terasa ia meneteskan air mata.
Di ruangan lain, Robert hanya bisa menghela napas ketika Wanita yang ada di hadapannya hanya diam.
“Jawab pertanyaan saya, kenapa kamu ngelakuin ini?”
“Penjarakan saya, saya mohon. Saya ngaku penjarakan saya saja!” teriak Wanita itu.
Robert memejamkan matanya. Ia merasa gemas karena Wanita itu tidak bisa diajak kerja sama.
Karena ia tidak mau membuat suasana semakin runyam, ia memilih untuk keluar dan menghentikan wawancara itu untuk sementara.
Saat Robert keluar ia mendapatkan Milla dan Wisnu di sana.
“Dia siapa?” tanya Milla penuh penasaran.
Milla mendekat, ia menggenggam erat ujung jaket Robert.
“Dia pembunuhnya?”
Milla tak kuasa menahan air matanya, rasanya sangat sakit. Ini salah satu alasan mengapa ia tidak ingin kasus ini diteruskan.
“Iya, Rob?”
Dengan enggan Robert mengangguk. Membuat tangisan Milla pecah.