72

Luna dan ketiga sahabatnya kini sedang berada di kantin, seperti biasa, sebelum kelas maka mereka akan menghabiskan waktunya dulu di kantin.

Saat keempatnya sedang menikmati makanan yang ada di hadapan mereka, tiba-tiba saja seseorang menumpahkan minuman ke arah Luna..

“Anjing!” Umpat Luna marah, ia menoleh ke asal tumpahan minuman tersebut.

“Ups, maaf gak sengaja,” ucap sang pelaku seperti sedang mengejek.

Luna meraih tisu yang ada di hadapannya, dengan cepat ia membersihkan tumpahan minum yang mengenai baju dan celananya.

Kinan merasa kesal melihat hal tersebut, ia dengan cepat berdiri dan mendorong sang pelaku.

“Lo ada masalah apa sih!” Bentak Kinan.

Sang pelaku tidak memperdulikan teriakan Kinan. Ia masih terfokus pada Luna.

“Lo Luna kan?” Suaranya membuat Luna menoleh.

“Ya,” jawab Luna singkat.

“Kenalin, gue Nadia. PACAR Nabil, cowo yang lo goda dengan alasan dia nabrak lo,” ucapnya seraya menekankan kata pacar.

Luna memejamkan matanya menahan agar tidak emosi, karena seluruh mahasiswa yang ada di kantin kini tertuju pada mereka.

“Lo apa-apaan sih!” ucap Kinan tidak terima.

Nadia tertawa pelan, ia melipat tangan di depan dadanya. “Kalo gatel tuh garuk, jangan caper!”

“Dasar cabe-cabean!”

Luna tidak menjawab, ia masih terdiam dengan rahang yang mengeras.

Namun sekarang Kinan lah yang sedang beradu mulut dengan Nadia.

Luna menarik nafas dalam-dalam, lalu tangannya bergerak memukul meja dengan keras.

Seisi kantin menjadi hening karena hal itu.

Luna mengeluarkan seringai di bibirnya, ia menoleh menatap Nadia.

“Cabe kok teriak cabe?” Luna memberikan senyuman ke Nadia, membuat Nadia tentu saja kesal.

“Gue bukan CABE!” teriak Nadia tidak terima.

Luna mengangguk dan tersenyum. “Oh, lo bukan cabe.” Mata Luna tertuju pada mangkuk cabe yang ada meja.

Ia mengambil mangkuk cabe tersebut dan dengan cepat menuangkannya tepat mengenai baju putih yang Nadia kenakan.

“Aaaaa!” Nadia berteriak kesal. “Apasih anjing!” Nafas Nadia menggebu-gebu karena emosi.

“Ups, maaf sengaja.” Mata Luna menatap mata Nadia mengejek.

Tangan Luna kembali bergerak meraih gelas jus strawberry miliknya.

Byur

Dengan satu lemparan, muka Nadia basah sempurna.

Seisi kantin hanya tertawa dan juga berbisik-bisik.

“Sekarang lo yang cabe-cabean, karena cabe dan juga jus bersatu— maaf ya? Sengaja.”

Nadia berteriak kesal dan marah kepada Luna, ia menyuruh kedua sahabatnya untuk membantu membersihkan mukanya yang di penuhi oleh jus strawberry.

Luna memberi kode kepada Lucy untuk membantunya mendorong kursi roda, beranjak dari sana.

Lucy yang ada di sebelah Kinan dengan cepat menghampiri Luna. Sedangkan Kinan yang berada di hadapan Luna, menatap ke arah Aheng Yang berada di samping Luna, keduanya seperti sedang merencanakan sesuatu.

Saat Lucy mendorong kursi roda Luna menjauh dari sana. Saat itu lah Kinan dan juga Aheng beraksi.

Mereka mengambil gelas jus yang masih penuh, saat keduanya berjalan menuju Nadia dan kedua sahabatnya.

Byurr

Saat itu juga mereka menumpahkan jus itu di kepala kedua sahabat Nadia.

Keduanya menjerit dengan sangat keras, namun hanya di sambut tawa seisi kantin.

“Arghh! Lo sih Nad!”

“Kok gue sih?”

“Lagian ngapain coba cari masalah sama mereka!”

“Arrgh, kesen!”