75

Aku berjalan seperti biasa menyusuri lorong sekolah. Karena hari ini sedikit telat jadi sudah banyak murid lainnya di sini. aku sedikit merasa aneh karena kini semua mata tertuju padaku. Sebenarnya ini bukan hari pertama, tapi entah mengapa aneh saja.

Sebisa mungkin aku berusaha untuk mengalihkan pandangan dari mereka, dan bersikap seperti biasa saja. Tapi lama kelamaan bisikan-bisikan kecil membuat aku risih.

Bisikan-bisikan yang benar-benar membuatku hampir marah. 'Tampangnya begitu amat.' 'gak ada serius-seriusnya.' 'kata gue, nama Adhitama bakalan rusak di dia, ha ha ha.' 'mana dari panti asuhan yang gak terkenal lagi.' Seperti itu lah seperdengarku.

Saat satu murid lelaki menyebut nama panti asuhan ku, aku dengan refleks menghentikan langkahku yang membuat mereka berhenti berbisik-bisik.

Aku hendak berbicara namun tertahan karena ada satu tangan merangkul pundak ku tiba-tiba. Itu tangan Yan.

“Udah gak usah diladenin,” kata Yan.

Aku pun berusaha untuk mengendalikan diriku sebisa mungkin. Ku hembuskan napas panjang kemudian mengangguk dan kembali melangkah.

“Kalo lo ladenin yang ada mereka kesenenangan,” tambah Gisel yang tiba-tiba ada di sebelahku entah dari mana dia datang.

“Iya.” Aku menanggapi dengan singkat, karena aku sudah sangat malas untuk bersuara sekarang.

“Anak-anak yang berasal dari keluarga biasa saja memang dirundung di sini, Zel. Apalagi anak adopsi atau anak panti asuhan,” ujar Yan yang sedikit membuatku terkejut.

Aku jadi berpikir apa yang menjadi alasan mereka merindung anak-anak seperti kami.

“Seharusnya juga anak panti asuhan kayak kami gak sekolah di sini, Zel,” sahut Gisel.

Aku memandang mereka satu persatu. Aku tidak setuju dengan mereka, kenapa harus tidak boleh, sekolah ini tempat umum yang siapa saja bisa sekolah dan menuntut ilmu di sini, kan.

“Semua orang berhak sekolah di sini, Yan, Sel.”

Mereka tidak menyahuti ucapanku, mereka hanya senyum saja sampai kita tiba di depan pintu kelas kita. Aku semakin penasaran dengan Yan dan Gisel. Penasaran tentang semua hal, dan juga aku bisa bertanya semua hal kepada mereka. Tentang Adhitama dan juga sekolah ini tentu saja.