.
“Abang jangan lari-lari!” Teriak Embun memperingati Galaxy yang tidak bisa diam sedari tadi setelah Landing.
“Biarin aja Embun, gapapa,” ucap Sandy.
“Nanti kalo ketabrak orang? Hilang? Kakak mau tanggung jawab?” Omel Embun membuat Sandy terdiam.
Embun mengecek handphonenya dan membaca pesan dari Hujan.
“Kayaknya kita tunggu di dalam aja deh kak, sekalian jalan-jalan dulu sekitaran sini. Mereka masih kejebak macet,” kata Embun seraya memperlihatkan chat Hujan.
“Itu kan tadi 2 jam yang lalu Embun, siapa tau udah nyampe kan?”
“Iya juga ya.” Embun mengangguk setuju.
Embun melihat Galaxy yang berlari menuju arah mereka, ketika Embun hendak menangkapnya ternyata Galaxy menghindari Embun, dan berlari semakin jauh.
Bughh
Galaxy menabrak seseorang, seorang wanita paruh baya.
“Aduh anak siapa ini? Tante gak lihat kamu sayang, kamu gapapa?” Tanya wanita tersebut.
Galaxy mengangguk dan mengusap-usap kepalanya sedikit. “Maaf ya ante, ante gapapa?” Tanya Galaxy.
Wanita paruh baya itu berjongkok dan meraih tangan Galaxy.
“Nama kamu siapa ganteng?”
“Galaxy ante,” jawab Galaxy tanpa takut.
“Nama Tante, Tante Una. Tante gapapa, kamu mirip banget sama anak tante,” kata Tante Una.
Tante Una, mama dari Jonathan mantan suami Embun dan juga ayah dari Galaxy. Seharusnya Galaxy memanggil dirinya dengan sebutan nenek atau Oma.
“Pasti ganteng kan?” Tanya Galaxy dengan pedenya.
Tante Una tertawa. “Banget dong, orang tua kamu mana sayang?”
“Ada! Sebentar ya ante,” jawab Galaxy sembari melihat-lihat dimana keberadaan Embun dan Sandy.