about last mission
Kedelapan agent kini telah berkumpul di ruangan, dimana biasanya mereka berkumpul.
Ruangan yang dipenuhi dengan teknologi canggih dan modern, tidak lupa dengan persenjataan yang lengkap.
Mereka sudah berada di posisi masing-masing, dengan Johnny dan Travist yang memimpin mereka.
“Sekarang jelaskan, John,” tagih Raymond yang sudah tidak sabar untuk mengetahui apa rencana Johnny.
Johnny menyebarkan sebuah soft file kepada para agent.
“Semuanya ada disitu. Ringkasnya big bos mempunyai tujuan baru, yang saya sendiri tidak mengetahui apa itu,” kata Johnny mulai menjelaskan semuanya.
“Misi pertama yaitu satu minggu yang lalu, misi yang kita saksikan sendiri bagaimana para agent baru saling membunuh satu sama lain.”
“Itu yang dia sebut misi?” Simone memotong ucapan Johnny.
Johnny segera melempar tatapan ke Simone. Johnny sangat tidak suka jika ada orang yang memotong ucapannya, namun Simone tidak takut akan itu, mengingat dirinya lebih tua dari Johnny.
Johnny mengangkat sebelah alisnya. “Ya. Misi mempertemukan siapa yang layak untuk misi sebenarnya.”
“Misi apa itu?” Giliran Mark bertanya.
“Sepertinya kita biarkan Johnny menjelaskan terlebih dahulu,” ujar Travist merasa percakapan mereka sudah mulai berantakan, ia takut itu akan memancing amarah Johnny.
“Silahkan lanjut, Travist,” perintah Johnny.
Travist mengangguk, tanpa protes ia mengambil alih.
“Seperti yang tertera di file yang baru saja Johnny kirim, kita tidak tau jelas apa misi itu. Kecuali big bos telah memberi akses, maka sistem akan terbuka dan kita tau misi apa yang akan kita perintahkan ke para agent irregular,” jelas Travist dengan tenang. “Ada pertanyaan sampai sini?” tanyanya.
Semua agent mengangguk paham.
“Apa yang harus kita lakukan agar big bos memberi akses?” tanya Javas penasaran.
Travist menoleh ke Johnny seakan-akan memberi kode agar dirinya yang menjawab.
“Pastikan para agent irregular benar-benar layak untuk misi ini,” jawab Johnny.
“Caranya tertera pada file yang saya kirimkan tadi, silahkan dibaca.”