Baby Bos

Tok tok tok

Embun dengan segera berlari ke arah pintu ketika mendengar ketukan pintu. Ia tau itu pasti sang kekasih nya yang sedari tadi meminta untuk di peluk.

Embun memang kini tinggal sendiri di sebuah apartemen, dan itu ide dari Jonathan katanya supaya Embun tidak jauh-jauh jika hendak ke sekolah TK dimana ia mengajar.

Padahal itu cuman alasan agar dirinya bebas berduaan dengan Embun tanpa di ganggu siapapun.

“Selamat dat-” sambut Embun, namun terpotong karena Jonathan dengan tergesa-gesa memeluk dirinya.

“Jo ihhh cuci tangan cuci kaki dulu,” Suruh Embun seraya berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Jonathan.

Jonathan menggeleng kuat. “Aku udah mandi,” Tolaknya.

Embun menghela nafas, emang dasar bayi besar.

“Yaudah lepas dulu ya bayi, nanti peluk lagi.”

Jonathan tetap menggeleng. “Gamau, mau puk puk,” ucapnya dengan manja.

Embun merasa gemas dengan tingkah Jonathan. Jonathan yang ia kenal pertama kali adalah sosok yang dingin dan sangat berwibawa, karena memang dia seorang bos.

Namun siapa sangka ketika sudah menjalin hubungan tingkah Jonathan malah seperti bayi yang ingin di manja setiap hari.

Dasar baby bos.

Embun pasrah dan akhirnya dia membalas pelukan Jonathan, dan sedikit mengusap punggung lebar sang pacar.

“Capek ya?” Tanya Embun.

Jonathan mengangguk seraya mengendus leher sang pacar.

“Wangi,” Ucapnya.

Embun terkekeh. “Jadi mau pelukan di depan pintu aja nih?”

Dengan cepat Jonathan menegakkan tubuhnya.

“Puk puk di kamar kamu hehehe,” pintanya dengan senyuman jahil.

“Janji cuman puk puk ya?”

Jonathan menggeleng. “Kiss juga dong.”

Embun memanyunkan bibirnya, dengan cepat Jonathan mengecup gemas bibir gadis kecil yang ada di depannya.

“Gemes.”

Embun kaget bukan main. “Ihh apaan sih cium-cium!”

“Biasanya juga cium-cium.”

“Hehehe gendong,” pinta Embun seraya menjulurkan tangannya.

Dengan cepat Jonathan mengangkat tubuh kecil Embun, lalu menggendongnya seperti bayi koala.

“Jadi siapa yang bayi hm?”

Embun tersenyum sebelum mengecup singkat bibir Jonathan. “Tetap kamu,” Jawabnya lalu memeluk erat leher Jonathan.

Jonathan terkekeh seraya melangkahkan kakinya menuju ke kamar Embun.


Sesampainya di kamar seperti biasa Jonathan akan meminta di peluk oleh Embun.

Dan kini Embun memeluk tubuh Jonathan. Tubuh Jonathan sedikit rendah daripada Embun, karena dirinya emang suka membenamkan wajahnya di dada Embun.

Mesum.

“Jo,” panggil Embun dengan tangan yang tidak berhenti mengusap kepala Jonathan.

“Hmm,” gumam Jonathan.

“Ihh singkat banget,” Protes Embun karena jawaban singkat dari Jonathan.

“Kenapa sayangnya Jona?” Jawab Jonathan gemas.

“Gantian puk puk nyaaa,” pinta Embun dengan manja.

Jonathan terkekeh lalu ia menatap mata Embun.

Dengan cepat Jonathan merubah posisinya yang tadi dirinya yang ada di pelukan Embun, kini Embun yang ada di pelukan dirinya. Dengan sebelah tangan Jonathan yang menjadi bantal kepala Embun.

“Tadi capek banget ya?” Tanya Embun membuka topik pembicaraan.

Jonathan mengecup sekilas pucuk kepala Embun.

“Biasa aja sayang, gimana kamu ngajarnya? Anak-anaknya nakal?”

Embun menggeleng. “Gak nakal dong siapa dulu gurunya Embun,” Jawab Embun merasa bangga.

Jonathan meraih pipi Embun membuat Embun sedikit mendongakkan kepalanya.

“Bagus, jadi nanti kalo kita udah ada anak, anaknya gak bandel ya sayang.” Kata Jonathan sedikit ngawur.

Embun di buat Salting oleh perkataan Jonathan barusan, ia kembali membenamkan wajahnya di dada Jonathan.

“Ihhh mikirnya kejauhan taukk,” rengek Embun.

“Udah gak jauh sayang, nikah yuk?” Tawar Jonathan seperti sedang menawarkan membeli sebuah permen.

“Kamu kira nikah itu mudah ihhhhhhh Jona.”

Bukannya merasa bersalah Jonathan malah tertawa terkekeh-kekeh, seraya mengeratkan pelukannya.

Ia sangat beruntung bertemu dengan gadis ceria bernama Embun Gayatri.

Hidupnya yang dulu sangat datar kini lebih berwarna.

“I love you Embun.”

“Love you too Daddy,” sahut Embun menggoda Jonathan.

Jonathan tertawa mendengar hal tersebut.

“Di serang nangis.”

Embun tidak mendengarkan cicitan dari Jonathan, ia menegakkan kepalanya lalu mengecup singkat bibir Jonathan dan kembali lagi menenggelamkan kepala di dada Jonathan.

“Mau bobo jangan ganggu ya!” Peringat Embun.

Namun Jonathan tetaplah Jonathan, ia menggoda Embun tidak habis-habisnya, dari memainkan rambut Embun, memasukkan tangannya ke dalam baju Embun, dan segala macam yang membuat Embun ingin memakan Jonathan sekarang juga.