Bintang dan Harapan

Malam ini aku benar-benar berniat ingin melihat bintang jatuh. Konon katanya aku bisa memohon saat itu juga.

Sesuai janji, aku ditemani oleh Eden, sahabat yang sudah aku anggap seperti saudara sendiri.

Kini kita berdua lagi ada di atap rumah ku. Menunggu bintang jatuh tentu saja.

“Emang kata siapa ada bintang jatuh?” Tanya Eden kepadaku.

Aku memalingkan wajahku menghadap Eden. “Kata temen-temen sekelas aku tadi, emang temen sekelas Eden gak bilang?” Tanyaku balik.

Eden menggeleng. “Enggak tuh, kamu percaya?”

Tentu saja aku mengangguk, aku akan menunggu saat itu walaupun sampai larut malam nanti.

Eden terlihat bosan, aku melihat raut wajahnya yang terlihat tidak menikmati saat-saat ini, seperti aku.

“Kalo bosen tuh bilang,” ucapku.

Eden menggeleng kuat. “Enggaklah mana ada aku bosen,” elaknya.

Aku tertawa, padahal sudah jelas raut wajah Eden sangat bosan tadi.

“Emang kenapa sih kalo ada bintang jatuh?”

“Denger ya Eden, nanti kita bisa buat permohonan. Siapa tau terkabulkan!” Seru aku bersemangat.

Tidak sesuai harapanku, tanggapan dari Eden biasa saja, dia tidak bersemangat seperti diriku.

Ahh, benar ! Tiba-tiba aku teringat akan sesuatu.

“Eden, kata papa di Korea ada tower terkenal gitu, nanti kita bisa pasang gembok pasangan gitu, nanti hubungan kita bakalan lama!” Ucapku bersemangat.

“Cih bocah,” respon Eden.

Refleks aku memukul tangan Eden. “Aww, kenapa sih!” Eden mendesis kesakitan.

“Kalo gak mau tuh ya bilang Eden ngerusak mood Karin! Karin udah gak mau lihat bintang jatuh lagi!” Omel ku seraya bangkit dari duduk, hendak pergi dari sana.

Namun tiba-tiba Eden menarik tanganku, dan membuat aku terduduk kembali.

“Tutup matanya itu bintang jatuh!” Katanya seraya menunjuk ke arah cahaya dari langit.

Benar saja! Itu benar-benar bintang jatuh. Dengan segera aku menutup mata dan mengepalkan tanganku.

Beberapa menit kemudian aku membuka kembali mataku, dan aku melihat Eden yang membuat permohonan juga. Tadi aja mukanya bete.

“Eden buat permohonan apa?” Tanyaku.

Namun Eden tidak menjawab, ia memegang tanganku dan menarik pergi dari sana.

“Ayo tidur! Kata mama gak boleh di luar malam-malam,” ucapnya seraya menarik tanganku.

Aku hanya mengikuti arahan Eden, diam-diam aku tersenyum. Eden lucu kalo lagi malu.


'Bintang kalo emang bener bisa buat permohonan, Eden mohon jangan pisahkan Eden dan Karina, Eden mau suatu saat membawa Eden ke tower yang di bilang Karina tadi, agar kita bisa memasang gembok supaya hubungan Eden dengan Karina bertahan selamanya'Adicandra Eden

'Bintang! Semoga tidak ada yang bisa memisahkan Eden dan Karina, suatu saat Karina pengen banget ke tower yang dibilang papa, Karina pengen pergi kesana berdua sama Eden!Adikirana Verona