#.
Malam sunyi yang hanya dihiasi suara jangkrik dan juga suara serangga-serangga lainnya.
Seluruh isi barak, dimana para tukang atau kuli bangunan, tengah terlelap, beristirahat setelah mengeluarkan semua tenaganya dari pagi hingga sore hari.
Namun ada satu orang yang belum tertidur, yaitu Johnny. Johnny sedari tadi tidak bisa terlelap walaupun dirinya sudah memaksa agar matanya terpejam.
Tubuhnya lelah, namun hawa dingin dan juga nyamuk yang membuat tubuhnya gatal, membuat dirinya tidak bisa tertidur.
Kebetulan Johnny kedapatan tempat tidur di ujung. Tempat tidur seadanya, papan panjang yang terlentang di atas kayu, semua pekerja tidur disana menjadi satu.
Johnny bangun dari tidurnya, dan membuka isi tas miliknya. Ia tidak sengaja melihat sesuatu yang asing bagi dirinya.
Satu sapu tangan, perasaan Johnny sama sekali tidak membawa sapu tangan tersebut. Johnny kebingungan, bersamaan dengan itu satu notifikasi masuk ke handphonenya.
Setelah membaca pesan tersebut, Johnny melihat sapu tangan tersebut kembali, dan benar saja, ada nama Ran di ujung sapu tangan tersebut.
Rasa bersalah terus menghantam Johnny, ia tidak tau harus berbuat apa, merasa ingin menangis namun air mata pun enggan turun memenuhi rasa penyesalannya.
Ujung bibir Johnny terangkat, menggambarkan sebuah senyum yang tidak pernah ia tampakkan kepada sang pemilik sapu tangan ini.
“Terima kasih.”