.

Galaxy terus berdiri di depan kamar mandi, menunggu Embun keluar dari sana.

Di tangan Galaxy terdapat sebuah sayap mainan, yang ia beli bersama Jonathan tadi, sayap itu akan di hadiahkan Galaxy untuk Embun, sebagai ucapan terima kasih.


Flashback

“Om ayah, Galaxy boleh beli ini?” tanya Galaxy seraya menunjukkan sebuah sayap mainan ukuran orang dewasa.

Jonathan menyatukan alisnya kebingungan. “Untuk apa Gala?”

“Untuk Bunda,” jawab Galaxy semakin membuat Jonathan kebingungan.

“Bunda pernah bilang sama Gala, bunda itu Malaika tanpa sayap, jadi Gala mau beliin sayap ini untuk bunda, supaya bunda bisa jadi Malaikat yang sempurna untuk Galaxy,” kata Galaxy menjelaskan tujuannya minta dibelikan sayap tersebut.

Jonathan tersenyum. Ia bangga terhadap Embun, yang berhasil membesarkan Galaxy menjadi seperti ini.

“Boleh, Gala boleh beli sayap itu,” ucap Jonathan mengizinkan Galaxy.

“Yeayyy!” Galaxy berseru kegirangan.

Setelah membeli beberapa mainan, sesuai janji Jonathan mengajak Galaxy untuk makan eskrim.

Galaxy sibuk dengan eskrim yang ada di hadapannya, tatapan Jonathan tidak lepas dari Galaxy.

“Om ayah kenapa bisa kenal bunda dan Gala?” tanya Galaxy tiba-tiba.

Jonathan terdiam, ia tertegun mendengar pertanyaan Galaxy.

“Oh Gala tau, pasti Gala belum paham alasannya, karena Gala masih anak kecil,” kata Galaxy.

“Kata om papa, ada beberapa jalan kehidupan, yang pertama anak kecil, kedua remaja, ketiga dewasa, dan keempat orang tua. Sekarang Galaxy masih kecil, jadi Galaxy belum paham, iya kan om ayah?”

Jonathan mengangguk, ia mengusap pelan kepala Galaxy.

“Iya Gala, bener kata om papa,” ucapnya.

Jonathan akan berhutang kepada Sandy, sekarang Jonathan semakin tau diri dengan posisinya.


Embun meringkuk badannya memeluk kedua kakinya, setelah mengeluarkan semua isi perutnya, tubuhnya terasa sangat lemah.

Ia masih menangis, menyesali semua yang telah terjadi.

Berkali-kali ia mendengar suara panggilan Galaxy dari luar, namun Embun tidak menjawab panggilan Galaxy.

Sekarang Embun menyesali semuanya, sekarang Embun merasa menjadi orang bodoh.

“Kalo Embun dari dulu ikut pengobatan terus jujur ke kak Sandy, dan nerima kak Sandy, keadaan gak akan seperti ini kan?” monolog Embun seraya memukul dadanya berulang kali.

“Argghh!” Embun berteriak merasakan rasa sakit yang sangat luar biasa di kepalanya.


“Jelasin semuanya ke kita Jonathan,” tagih Papa Arkananta.

Jonathan mengikuti permintaan mama nya untuk datang ke rumah, dan akan menjelaskan apa yang terjadi.

Kini mereka bertiga berkumpul di ruang tengah keluarga Arkananta.

“Tentang apa pa?” tanya Jonathan seakan-akan tidak paham dengan keadaan sekarang.

“Semua yang kamu tau,” jawab papa Arkan.

Jonathan menarik nafas dalam-dalam, sebelum ia menjelaskan semuanya.

Jonathan memberitahukan orang tua nya, bahwa Galaxy itu adalah darah daging dia dan juga Embun. Jonathan juga menjelaskan semua hal yang ia ketahui dari Embun.

Mama Una dan juga Papa Arkananta terdiam seribu bahasa.

“Jangan rebut Galaxy dari Embun, jangan sakiti Embun ma. Jonathan juga tidak akan memaksa Embun, Jonathan akan menjaga mereka berdua dari jauh, dan membiarkan mereka hidup di dunianya sendiri,” ucap Jonathan menyelesaikan penjelasannya.

“Semua sudah terjadi karena keegoisan kita, jangan buat suasana semakin hancur—” Jonathan menggantung ucapannya, ia menatap Mama Una dan papa Arkananta secara bergantian.

“Ma, Pa,” lanjutnya berharap untuk tidak merebut Galaxy dari Embun, dan untuk tidak berbuat macam-macam terhadap Embun.