.
Hari ini, hari dimana Embun akan bekerja untuk yang pertama kalinya setelah melewati masalah yang membuatnya jatuh.
Namun ketika Embun tengah melihat timeline twitter begitu terkejutnya ia melihat koment dan postingan Jonathan.
Embun tersenyum, namun ia tidak bisa menahan air matanya.
“Kamu bahagia di sana ya Jo,” monolognya lalu dengan segera menyeka air matanya.
Embun bangkit dari duduknya, ia berdiri tepat di depan cermin di kamar apartemennya. Melihat mata yang sembap karena tanpa hari ia tidak menangis.
Embun meletakkan kedua tangannya di pundak dirinya sendiri.
“Embun ikhlaskan semuanya ya, sekarang kamu harus bangkit. Hidup sendiri lagi, pikirkan kebahagiaan mu juga. Jonathan udah bahagia dengan kehidupannya okey?” Embun menatap pantulan dirinya melalu kaca, ia terus-menerus menepuk kedua pundaknya.
Lagi dan lagi Embun kembali menangis, namun kali ini tangisannya kembali pecah.
Embun kembali terisak, mengingat betapa sakit pria yang sangat ia cintai, pria yang sangat mencintai dirinya dulu kini berada di pelukan wanita lain.
Embun mengusap lembut kedua pundaknya, dengan tangan yang menyilang.
“It's okay okay Embun, sekarang dia udah gak butuh kamu lagi oke? Nangis aja gpp, Embun bisa.” Isak tangis Embun semakin menjadi-jadi.
Maaf Jonathan, maaf Embun belum bisa mengikhlaskan dirimu. Maafin Embun.
Setelah beberapa saat Embun kembali tersadar, ia dengan cepat menghapus air matanya, ia memperbaiki make up yang rusak karena air matanya.
“Ayo kerja! Dunia kejam, kamu harus kuat!” Ucap Embun dengan semangat, dan senyum yang lebar.