.
Ini tentang anak tengah.
Hazelzayn Putra Aditya, putra kedua Johnny Aditya.
Anak kedua yang sering dibilang sangat disayang, atau dimanjakan. Itu semua benar adanya.
“Zayn, kamu kalo butuh apa-apa bilang ayah ya.”
“Zayn, kamu anak yang paling ayah sayang.”
“Zayn, ayah selalu bangga sama kamu.”
Apakah anak kedua itu bangga, dan merasa senang?
Jawabannya tidak sama sekali.
Ia benci akan hal itu. Ia benci mempunyai ayah yang pilih kasih dan juga tidak bertanggung jawab dengan penuh.
Anak kedua yang menyimpan segudang rahasia tentang dirinya. Sulit ditebak apa maksud dirinya.
Si tengah yang harus memahami kedua sisi, memahami abang dan juga adik. Tidak mudah bagi Hazel.
Namun ada yang berbeda dengan Hazel sebagai anak kedua dan si tengah.
Ia tidak pernah dibandingkan dengan siapapun, ia tidak pernah jadi penengah antara abang dan adik, karena dirinya lah yang sering adu mulut dengan sang abang.
Si tengah yang harus mencontoh anak pertama? Itu tidak berlaku bagi Hazel, ia selalu dituntut menjadi diri sendiri, namun pada kenyataannya dia telah kehilangan jati dirinya.
Hazel yang sedang berusaha menjadi panutan bagi sang adik.
Anak kedua yang paling kuat di luar, tidak pernah menangis, dan hanya diam jika kondisi rumah sedang panas.
Namun dalam diamnya tersebut menyimpan banyak luka, yang membuat dirinya kehilangan jati diri.
Hazel tengah duduk menatap kertas putih yang ada di tangannya. Kertas putih yang bertuliskan rincian biaya kuliah fakultas kedokteran.
“Semoga uang abang cukup untuk kamu nanti ya Ran.”