Jangan pernah
Bughh
Malvin menghajar lawannya habis-habisan. Tidak terhitung sudah berapa tonjokan menghujam pipi lawannya.
“Lo jangan pernah.”
Bughh
“Buat ganggu wilayah gue.”
Buggh
“Lo harus tau.”
Bughh
“Sedang berurusan dengan siapa.”
Bughh
Bertubi-tubi Malvin menonjok lawannya seraya memberikan peringatan.
Malvin mengeluarkan sebuah seringai yang biasa di sebut seringai iblis, karena siapapun yang melihatnya akan takut terhadap Malvin.
Malvin melepas cengkraman pada leher lawannya dan mendorong bahu lawannya tersebut membuat dia tergeletak lemah di tanah.
Malvin mengusap kasar pinggir bibirnya yang terluka akibat tonjokan dari lawannya tadi.
“Kalo masih lemah, jangan coba-coba untuk melawan harimau lapar!” Tegas Malvin dengan nada mengintimidasi.
Malvin mengambil tasnya yang jatuh tadi. Lalu ia meludah tepat di samping lawannya yang sudah tergeletak lemah.
“Ini peringatan terakhir sebelum gue buat lo mati, inget itu,” ancam Malvin lalu ia mengajak anak-anak Riddin lainnya untuk cabut dari sana.
Tawuran hari ini di menangkan oleh Riddin atau Club SMA NEO. Mereka sudah dari lama menahan amarahnya, karena Malvin masih menyuruh mereka untuk menunggu dan menunggu. Dan tiba hari ini kemarahan Malvin benar-benar memuncak, membuat ia menyuruh anak-anak yang lain untuk memberi pelajaran kepada lawannya.