.

Jonathan terbangun dari tidurnya. Kepalanya terasa berat, dan badannya juga terasa remuk.

Ia melihat ke setiap sudut kamar ia tidurin. Kamar yang terasa asing, ia tau betul itu bukan kamarnya.

Ceklek

Pintu kamar itu terbuka dan Jonathan dapat melihat Bella, sahabat kecilnya masuk ke dalam kamar tersebut.

“Ngapain lo disini?” Tanya Jonathan sedikit cuek.

Bella tersenyum ke arah Jonathan. “Ini kamar aku, jadi wajar dong kalo aku di sini,” Jawab Bella dengan senyuman yang tidak luntur.

Jonathan tersadar, kemarin malam setelah ia mengantarkan Bella ke mall, ia pergi ke sebuah Club malam di Chicago. Ia mabuk berat, dan temannya yang di Chicago mengantarkannya ke rumah Bella.

“Fuck,” umpat Jonathan ketika ingatannya semalam kembali menghantui pikirannya.

Bella menghampiri Jonathan, ia duduk tepat di samping Jonathan.

“Jo terima kasih ya semalem,” Ucapnya.

Ketika Bella hendak memegang tangan Jonathan, dengan cepat Jonathan menepis tangan Bella dengan kasar.

“Keluar,” usir Jonathan.

Tentu saja Bella tidak terima.

“Jo-”

“Keluar gue bilang!” Teriak Jonathan dengan nada tinggi.

Muka Jonathan memerah, amarahnya memuncak ketika menatap mata Bella.

Karena takut Bella dengan segera keluar dari kamarnya, meninggalkan Jonathan seorang diri di sana.

“Argghh bangsat,” Jerit Jonathan seraya melemparkan bantal yang ada di sisinya ke sembarang arah.

Ia menyesali perbuatannya. Ia telah menghancurkan semuanya, ia jijik pada diri sendiri.

“Embun maaf,” monolog Jonathan meminta maaf kepada Embun.

Ia meraih handphonenya, membuka room chat mantan istrinya. Ia sangat ingin berkeluh kesah dan meminta maaf ke Embun sekarang juga.

Namun sayang Embun telah memblokir dirinya.

“Aku bodoh Embun, maafin aku.” Air mata Jonathan jatuh membasahi pipinya.

Jonathan bukanlah seseorang yang gampang menangis, namun jika hal tersebut berhubungan dengan Embun ia sangat lemah.

“Embun, aku rindu kamu. Aku rindu pelukan kamu, canda tawa kamu.”

“Kamu apa kabar? Aku tau aku bodoh, tapi kenapa,” ucap Jonathan menggantung.

“Kenapa kamu pasrah Embun,” Lanjutnya dengan isak tangis yang semakin menjadi-jadi.

Lebih baik menyesal kemudian daripada harus melepaskan dia orang yang kamu cintai.