Kata Nasya
- mengucapkan kata maaf bukan berarti salah
Sudah 3 hari Nasya mengurung dirinya di dalam kamar. Terkurung dalam perasaan bersalah yang teramat dalam.
Entah apa yang membuat Nasya seperti ini. Nasya takut, jika suatu saat dia akan terkena hukuman oleh Tuhan karena telah berbuat salah.
“Nasya buka pintunya.” Gadis polos itu tidak menghiraukan suara dari luar pintu kamarnya.
“Ini Zarra, gue mau ngasih tau sesuatu.” Ternyata yang memanggil dirinya adalah Zarra.
Nasya terbangun lalu membukakan pintu untuk Zarra, namun dengan cepat ketika Zarra sudah di tarik masuk oleh dirinya, Nasya segera menutup pintu kamarnya, dan tidak lupa ia menguncinya.
Zarra menatap sahabatnya itu dengan perasaan yang kacau. Ia sangat merasa bersalah.
Zarra memeluk Nasya erat-erat dan tentu membuat Nasya kaget.
“Udah ya, lo gak salah,” ucap Zarra dengan tangisan.
Nasya menggeleng. “Nasya mau minta maaf sama kak Malvin,” Jawab Nasya seraya melepaskan pelukan Zarra.
“Lo gak salah Nasya, lo gak harus minta maaf.” Nada bicara Zarra sedikit meninggi membuat Nasya sedikit kesal.
Zarra menghela nafas lalu ia menatap sahabatnya itu dengan tajam.
“Minta maaf bukan berarti salah Zarra, Nasya hanya ingin memperbaiki suasana.” Air mata berhasil lolos dari mata Nasya.
Ia sangat menyesal atas perbuatannya terhadap Malvin. Nasya sudah jatuh ke Malvin.
Dulu ia sangat membenci lelaki bahkan ayahnya sendiri. Karena Nasya adalah korban pelecehan, namun Tuhan melindungi anak baik ini, Nasya selamat walaupun ia harus memulihkan kesehatan mentalnya beberapa tahun.
Saat ia menatap Malvin, ia dapat merasakan kenyamanan dan keamanan di sana. Nasya ingin melupakan semua masa lalu kelamnya, lalu jatuh cinta seperti remaja lainnya.
“Kenapa Tuhan jahat sama Nasya,” ucap Nasya tersedu-sedu. “Nasya bukan anak nakal,” lanjutnya.
Zarra kembali memeluk Nasya, pelukan hangat menyampaikan rasa sayang dirinya terhadap sahabat satu-satunya.
Zarra berjanji, ia tidak akan melakukan hal bodoh lainnya lagi terhadap Nasya. Ia menyesali perbuatannya. Ia akan menghukum dirinya sendiri, dengan menerima semua kenyataan pahit yang akan menimpanya nanti.