Kecemburuan.
Suasana ruang kelas kini sedang ricuh karena waktu sudah menunjukkan jam pulang.
“Zarra!” Panggil seorang siswi. “Naren tuh,” lanjutnya seraya menunjuk Naren yang berjalan menuju ruang kelas mereka.
Zarra tersenyum malu melihat Naren, ia hendak menyapa Naren namun sayangnya Naren bukan menghampiri Zarra.
“Nasya, hari ini gak lupa latihan kan?” Tanya Naren setiba di depan meja Nasya.
Nasya yang sedang sibuk memasuki buku-bukunya sedikit terkejut atas kedatangan Naren.
“Ahh iya kak!” Sebentar,” Jawab Nasya seraya terburu-buru memasuki semua alat-alat tulisnya.
“Ayok,” Ajak Naren.
Naren duluan keluar dari kelas di ikuti oleh Nasya.
“Zarra! Zarra mau ikut latihan nemenin Nas-” bukannya menjawab pertanyaan Nasya, Zarra dengan segera keluar dari kelas. Bahkan ia sempat menabrak bahu Nasya
Nasya tidak paham dengan tingkah Zarra, dari kemarin sepertinya Zarra sedang sensitif dengan dirinya.
Tanpa berpikir panjang Nasya segera menghampiri Naren yang sudah duluan jalan. Namun sayang ketika baru keluar dari kelas tangan Nasya di tarik oleh seseorang.
“Kak Malvin.” Nasya tersentak kaget karena tangannya di tahan oleh Malvin.
“Pulang bareng,” Ajak Malvin tegas.
Nasya hendak menjawab, namun tangan sebelahnya lagi di pegang oleh Naren.
“Nasya ada jadwal latihan sama gue,” Kata Naren seraya berusaha menarik tangan Nasya.
Namun Malvin tidak menerima hal itu, ia juga menarik tangan Nasya, membuat Nasya tertarik ke kanan dan ke kiri.
“Gue gak peduli.”
Nasya yang merasa pusing dengan kuat ia menepis tangan Malvin. Tentu saja hal tersebut membuat Malvin tidak terima.
“Kak, Nasya ada latihan. Kakak duluan aja ya, bye! Hati-hati kak.” Dengan segera Nasya menarik tangan Naren menjauh dari sana.
Naren tersenyum seakan-akan mengejek Malvin, Malvin yang tidak terima ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.
“Ahh maaf,” ucap Nasya seraya menarik tangannya dari tangan Naren.
Naren tersenyum. “Gpp, yuk,” Ajak Naren.
Mereka pun berjalan menuju ruangan dimana biasa Naren latihan.
Di ruangan latihan sudah ada seorang murid cewe dan juga guru laki-laki tua.
“Ini Devi, kakel kamu sya,” ucap Naren memperkenalkan Devi.
“Dan yang ini pak Nuzul, guru BK sekaligus pelatih dan pembimbing kita.”
Nasya memperkenalkan dirinya ke Devi dan juga pak Nuzul. Setelah sesi perkenalan diri lalu mereka segera membahas tentang event yang akan mereka Ikutin.