lost
Gue berjalan menuju dapur apartemen Nana, sekarang gue tinggal di sini untuk beberapa saat.
Dengan tangan kanan gue mengangkat gelas dan meneguk air putih perlahan. Sebelah tangan gue memainkan handphone, mata gue tertuju ke room chat dari Chelsea.
Trangg
Seketika gelas yang gue pegang terjatuh bebas ke lantai. Gue gak bisa menahan nangis gue lagi.
“Gak, gak mungkin,” Gumam gue ketika membaca chat dari Chealse.
Gue berjalan untuk mengambil kain lap, hendak membersihkan tumpahan air dan pecahan kaca dari gelas yang jatuh tadi.
Namun naas, kaki gue terinjak pecahan kaca gelas gue tadi.
“Arghh fuck,” Ringis gue.
Namun gue tetap berusaha buat meraih kain yang tidak jauh dari gue berada.
“Fuck, help me!” Teriak gue.
Gue kepeleset karena tumpahan air, sakit banget pinggang perut gue semuanya sakit.
Perlahan gue ngelihat kebawah. “No!” Gue ngelihat darah keluar dengan deras dari bawah gue.
“Arghhh, tolong,” ucap gue perlahan karena kesakitan. Tapi kayaknya usaha gue sia-sia, di sini gak ada siapa-siapa.
Gue memegang perut gue yang terasa sangat sakit. “No please jangan anak gue,” Monolog gue.
Ceklek
Gue ngedenger suara pintu terbuka. Namun keadaan gue uda h gak memungkinkan, gue lemes banget.
“Kak Bella!” Teriak Nana ketika melihat Bella yang sudah pingsan dengan darah yang berceceran dimana-mana.