Maafin Papa
Perlahan Gibran membuka pintu kamar Bulan. Anak sulung yang ia sia-siakan.
Ia melihat dari sudut ke sudut. Tak sengaja air matanya turun membasahi pipi.
Dengan kasar Gibran menyeka air mata itu.
“Kamu apa kabar nak?” Monolog Gibran seraya menatap sebuah foto.
Foto Bulan tengah memeluk boneka Micky mouse yang ia belikan.
Gibran melangkah ke kasur Bulan, di sana ada boneka yang sangat di sayangi oleh Bulan.
Gibran sangat menyayangi Bulan, namun di satu sisi iya sangat benci. Karena menurut dia Eva istri tercintanya pergi untuk selamanya.
Namun kemarin ia di culik oleh orang tidak di kenal. Orang tersebut menjelaskan semuanya, Bulan bukanlah dosa. Bukan bukanlah penyebab Eva meninggal.
“Papa berdosa banget ya Bulan.”
“Sekarang kamu di mana nak? Kamu baik-baik saja? Papa janji ketika kamu kembali maka papa akan sujud mencium kaki kamu Bulan. Papa menyesal.”
Gibran menangis sejadi-jadinya seraya memeluk boneka kesayangan Bulan.
Ia membayangkan seberapa kedinginan Bulan ketika ia usir, ketakutan dan juga rasa bersalah.