.
“Mau apa kamu ngajak saya ketemuan?” tanya Embun ketus ke Bella.
Embun mengiyakan ajakan Bella untuk bertemu, dan kini mereka berdua berada di sebuah taman yang tidak jauh dari Apartemen Embun.
“Santai aja kali Embun,” balas Bella seakan-akan meremehkan Embun.
Embun terus menatap Bella dengan tatapan tidak suka, Bella menyadari hal itu.
“Selamat ya lo udah berhasil buat gue malu di hari yang gue kira, bakalan jadi hari terbahagia menurut gue,” kata Bella dengan tatapan lurus ke depan.
Embun tidak paham apa yang baru saja Bella katakan, namun ia yakin Bella sedang menyinggung hari dimana Jona lari dari acara lamaran dengan Bella.
“Gue gak nyalahin lo sepenuhnya, tapi gue tetep benci sama lo,” lanjut Bella seraya menatap Embun.
“Lo—”
“Gue bahagia waktu lo cerai sama Jona, gue bahagia waktu gue tau lo gak bisa punya anak, dan gue bahagia waktu lo menghilang selama bertahun-tahun,” potong Bella.
Kini ia menatap Galaxy yang sedang bermain tidak jauh dari keberadaan mereka.
“Tapi gue gak nyangka kalo lo lebih bahagia dari gue, bahkan lo punya anak sekarang.”
Rahang Embun mengeras, semua yang Bella katakan membuat emosi Embun meluap-luap.
“Gue bisa dapet raga Jonathan, tapi gue gak pernah dapet hati dia-” Bella menggantung ucapannya, ia menatap Embun lalu berkata, “dan lo tau itu karena siapa? Karena lo,” lanjutnya.
Embun tidak bisa lagi menahan emosinya. “Kalo kamu cuman mau marah sama saya, lebih baik saya perg-”
“Enak ya jadi lo Embun, selain lo punya hati Jonathan, lo juga punya anak dari Jonathan, gue boleh rebut mereka gak dari lo?”
Muka Embun memerah, dengan segera ia bangun dan hendak pergi dari sana, namun langkah Embun tertahan karena Bella menahan tangannya.
“Gue gak akan ngelakuin itu,” ucapnya seraya tertawa kecil, lalu menyuruh Embun untuk duduk kembali.
“Lo tau Embun? Gue pernah having sex with Jonathan,” ucap Bella.
Embun merasa jijik dengan Bella sekarang.
“Itu karena gue buat dia mabuk, tapi lo mau tau sesuatu yang menarik gak Embun? tanya Bella seraya menatap mata Embun.
“Bahkan saat mabuk, dan saat dia tidurin gue, dia nyebut nama lo Embun Gayatri,” ucapnya.
Embun dapat melihat mata Bella berkaca-kaca, Embun tidak egois ia dapat merasakan sakit yang Bella rasakan. Namun dilain sisi Embun juga merasakan hal yang sama.
“Gue boleh benci sama lo gak sih?” tanya Bella dengan suara bergetar, Bella menangis dihadapan Embun.
“J-jangan,” jawab Embun.
Bella memejamkan matanya, ia menghela nafas panjang sebelum kembali mengeluarkan keluh kesahnya ke Embun.
“Balik Embun, dia sayang sama lo,” kata Bella berhasil membuat Embun kebingungan.
“Dia sayang banget sama lo, dan anak lo butuh sosok ayah, anak lo butuh orang tua yang lengkap.”
Entah kenapa tiba-tiba rasa benci Embun terhadap Bella berkurang, ia merasa kasihan dan juga merasa bersalah terhadap Bella.
“Gue bakalan menjauh, gue bakalan hidup untuk menerima semua hukumannya.”
“Maksud kamu?” tanya Embun tidak paham.
“Gue harus menjalankan operasi pengangkatan rahim,” jawabnya.
Tiba-tiba saja air mata Embun lolos membasahi pipinya.
“Gak mungkin.” Embun tidak percaya akan hal tersebut.
“Mungkin Embun, gue dihukum karena udah ngegugurin anak gue dulu, dan ini hukuman untuk gue karena jahat sama lo.”
Bella menyeka air matanya. “Maafin gue ya, please kembali ke Jona, dia butuh lo Embun,” pinta Bella.
Bella berdiri dari duduknya, sebelum berpamitan ia sempat menatap Galaxy untuk beberapa saat.
“Gue pamit,” pamit Bella meninggalkan Embun seorang diri disana.
Embun masih terdiam, ia tidak tau harus berbuat apa sekarang. Hatinya terasa sakit ketika mendengar semua kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Bella.
“Haruskah aku kembali?”