Mine
Kayla memasuki kamar tamu dimana Elvano sudah tertidur menunggu dirinya.
Ini benar-benar Kayla, ketika trauma nya terhadap darah muncul, dan saat itu dokter Kinan menangani dirinya, ia bilang bahwa tidak akan menunjukkan sisi Kayla selama misi balas dendam nya belum selesai.
Itu hanya tipuan semata, tipuan itu di gunakan Kayla agar kakak-kakaknya lebih memberi kebebasan untuk dirinya. Seperti sekarang ia bebas berdua di kamar bersama Elvano tanpa gangguan kakak-kakaknya, tentu saja itu permintaan Kayla diatasnamakan Queen oleh dirinya.
Kayla tersenyum melihat Elvano yang sudah pulas tertidur, ia juga ikut tidur di belakang Elvano dan mengusap pipi Elvano pelan-pelan.
Kayla merasa nyaman, walaupun hati Kayla belum sepenuhnya untuk Elvano. Tapi ia merasa aman ketika di samping Elvano, kini perlahan ia mencoba untuk mengganggu Kenzo dengan Elvano di hatinya.
Kayla berdiri lalu ia berjalan memindahkan posisinya yang tadi di belakang Elvano kini berada di hadapan Elvano yang terlelap.
Kayla masuk ke dalam pelukan Elvano, membuat Elvano sedikit kaget.
“Hei,” panggil Elvano ketika sadar bahwa Kayla sedang ada di dekapannya sekarang.
“Jangan marahin Kayla,” Rengek Kayla dengan nada manjanya.
Elvano sedikit shock, ia benar-benar yakin bahwa yang ada di hadapannya sekarang adalah benar-benar Kayla.
Elvano memeluk gadisnya dengan erat, tentu ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan perlahan ia mengusap rambut Kayla membuat sang empunya merasa nyaman.
“Kenapa?” Tanya Elvano singkat, namun bagi Kayla itu pertanyaan yang sangat berharap.
Kayla mendongakkan kepalanya, menatap mata Elvano. “Kakak jangan kemana-mana ya,” Pinta Kayla dengan penuh harapan, bahwa suatu saat nanti ia tidak ingin Elvano meninggalkannya.
Elvano tersenyum lembut, ia mengecup kening Kayla. “Never,” Jawabnya singkat.
Kayla tersenyum lebar mendengar jawaban Elvano. Kayla hendak mengecup pipi Jeno, namun naas Kayla salah sasaran, ia dengan tidak sengaja mengecup bibirnya Elvano.
Elvano tersenyum penuh kemenangan. Ia menatap tajam mata Kayla. “Mukanya merah sayang,” Goda Elvano melihat muka Kayla yang benar-benar memerah.
“Stop,” Protes Kayla.
Elvano terkekeh, lalu dengan cepat ia merubah posisinya menjadi di atas Kayla.
Kayla mematung di bawah Elvano, ia benar-benar tidak tau ingin berbuat apa sekarang.
“Can i?” Tanya Elvano meminta izin.
Kayla menatap mata Elvano kebingungan. “Wha-”
Belum sempat Kayla menyelesaikan ucapannya, Elvano terlebih dahulu menjatuhkan bibirnya ke bibir Kayla.
Kini jantung Kayla 1000 juta kali berdegup lebih kencang dari biasanya, badannya memanas, bahkan pikirannya sudah buyar kemana-mana.
Ciuman Elvano bukan sekedar ciuman biasa, bahkan ia melumat bibir Kayla, membuat Kayla benar-benar gila di bawah sana.
Kayla benar-benar gila, ciuman Elvano benar-benar dalam, ia bisa merasakan nafsu yang mengalir di ciuman itu.
His kiss gentle but Deep.
Kayla memegang leher Elvano, ia tidak peduli konsekuensi yang akan di terima nanti, yang kini ia mau adalah menikmati semua permainan yang di berikan oleh Elvano.
Perlahan Elvano menjauhkan bibirnya dari bibir Kayla. Ia menempelkan dahinya di dahi Kayla, nafas mereka sama-sama menggebu.
“Mine,” klaim Elvano seraya mengusap bibir Kayla dengan lembut.
Suara Elvano sangat rendah karena nafasnya yang masih menggebu-gebu dan itu menambahkan kesan hot pada dirinya. “Yours,” Jawab Kayla.
Elvano tersenyum, ia mengecup dahi Kayla kembali dengan lembut.
“Kamu selamanya milik aku Kayla, tidak perduli suatu saat kita akan terpisah, aku akan terus berjuang agar bisa menjadikan kamu milik aku seutuhnya.” Kalimat yang keluar dari mulut Elvano barusan membuat Kayla tersenyum lebar.
“Kayla punya kakak selamanya,” Sahut Kayla.
