muka merah
“Ayo Zarraaaaa,” Seru Nasya dengan bersemangat seraya menarik-narik tangan Zarra.
Nasya hanya pasrah mengikut kemana saja ia di tarik oleh Nasya.
Ternyata Nasya menarik dirinya ke taman sekolah. Kini mereka berada tepat di tengah taman di sekolah.
“Mana?” Tanya Zarra.
Zarra mengangkat kedua bahunya. “Gatau,” Jawab Nasya dengan polos berhasil mendapatkan toyoran dari Zarra.
“Isssss.” Nasya mengerucutkan bibirnya, lalu ia kembali mencari-cari seseorang.
“Hai, Nasya dan Zarra.” Tiba-tiba seseorang menghampiri mereka.
“Kak Naren?” Tanya Nasya.
Naren mengangguk. “Ini formulir nya, besok langsung aja Dateng ke ruangan latihan lihat aja di peta sekolah, kalo gatau chat kakak aja ya, kakak duluan,” Ucap Naren seraya menyerahkan selembar kertas formulir ke Nasya.
Nasya menerima kertas tersebut Lalu tersenyum ke Naren. “Baik, terima kasih kak!” Naren tersenyum kembali.
“Zarra mukanya kenapa merah? Demam? Mau kakak anterin ke UKS?” Tanya Naren seraya menatap Zarra.
Bukannya nyahut, muka Zarra semakin memerah. “Ayo Nasya,” Ajak Zarra seraya menarik tangan Nasya.
Nasya yang paham ia hanya melambaikan tangan ke Naren dan mengikuti kemanapun ia ditarik oleh Zarra.