#.
Ini tentang anak terakhir.
Randika putri Aditya, anak terakhir dan putri satu-satunya dari Johnny Aditya.
Anak terakhir, dan putri satu-satunya yang seharusnya menjadi seorang putri yang disayang dan dimanja, namun dirinya hanya mendapatkan luka dari awal.
Anak terakhir yang tidak pernah menangis mengeluh kepada sang ayah.
Anak terakhir yang selalu tersenyum walaupun fisiknya selalu terkena pukulan keras dari orang yang sangat ia sayang.
Menangis? Tentu saja, hanya itu yang bisa anak terakhir ini lakukan. Menangis dan menyakiti dirinya sendiri.
Saat Ran dipukul maka ia akan memukul atau bahkan menyayat tangannya, dan bergumam.
“Lebih baik rasa sakit ini disebabkan oleh Ran sendiri, jadi Ran gak akan benci ayah.”
Ran, anak terakhir yang tidak pernah didengar pendapatnya.
Anak terakhir yang tidak pernah melihat senyum sang ayah untuk dirinya.
Namun Ran adalah anak terakhir yang sangat ceria, sumber kebahagiaan bagi kedua abang-abangnya tanpa sepengetahuan Ran.
Anak terakhir yang ramah namun pemalu.
Anak terakhir yang selalu merasakan sakit, namun tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama.
Anak terakhir yang kini kesehatan mentalnya tidak baik-baik saja, namun tidak ada satupun orang yang tau. Maksudnya keluarga, tidak ada satupun keluarganya yang tau tentang kondisi anak terakhir ini.
Aurel, pacar sang abang hanya dia yang tau kondisi Ran.
Anak terakhir yang mungkin masa depannya tidak akan berjalan dengan mulus, karena sindrom yang ia derita, namun ia akan menjadi harapan terakhir bagi keluarga.
Ran tersenyum, ia sedang duduk di atas kasurnya. Kasur yang dipenuhi buku-buku kecil yang ia jadikan catatan, agar ia bisa mengingat kembali apa yang telah ia lakukan selama ini.
Namun ada satu benda yang menarik perhatian, celengan ayam yang sudah sangat berat. Celengan tersebut tertempel satu kertas yang bertuliskan, untuk beli motor baru buat ayah
“Kalo nanti ayah udah ada motor baru, ayah gak usah keluar kota lagi. Jadi Ran gak khawatir lagi sama ayah.”
“Ayah, berjuang sebentar lagi ya, sebelum Ran yang berjuang untuk ayah.”