.
Pagi ini seperti biasa Ran yang terakhir berangkat ke sekolah, Ran sempat kebingungan karena melihat Johnny berangkat kerja tidak menggunakan motor seperti biasanya.
“Ran lupa nulis lagi,” monolog Ran pelan.
Setelah memasstikan pintu rumahnya sudaha terkunci dengan benar, Ran melamgkahkan kakinya dengan semangat.
Namun tiba-tiba langkah Ran jadi pelan karena melihat seorang pria yang sedang duduk di kursi roda di depan rumah yang ada di samping rumah Ran.
Ran belum pernah melihat pria tersebut sebelumnya, dengan langkah pelan Ran menghampiri pria tersebut.
“Hai,” sapa Ran dengan senyum manisnya.
Pria tersebut tidak menjawab membuat Ran menatap pria tersebut dengan tatapan sinis.
“Sombong banget tetangga baru,” sindir Ran pelan.
Pria tersebut adalah Fito, tetangga baru yang baru saja pindah kemarin. Fito mendengar sindiran Ran, namun dirinya tetap memilih untuk diam.
“Ran,” ucap Ran seraya menjulurkan tangannya mengajak Fito berkenalan. “Randika Putri Aditya,” sambung Ran mengucapkan nama lengkapnya.
Pelan-pelan Fito membalas jabatan tangan Ran. “Fito,” jawab Fito pelan.
“Nama panjangnya siapa? jangan bilang Fitooooooooooo,” balas Ran membuat Fitu tertawa pelan.
“Fitu Ray Fahlevi,” sambung Fito melengkapi namanya.
“Tetangga baru Ran?” Fito mengangguk. “Gak bisa ngomong ya?” tanya Ran kesal.
“Iya tetangga baru kamu,” jawab Fito tidak ingin memperpanjang masalah.
Ran mengangguk lalu ia melihat jam tangannya. “Ah! Ran telat,” pekik Ran menyadari sedikit lagi sudah waktunya masuk.
“Ran berangkat sekolah dulu ya, bye-bye,” pamit Ran seraya melangkahkan kakinya cepat.
“Ran.” Fito memanggil Ran membuat Ran membalikkan tubuhnya kembali menghadap Fitu.
“Iya?” sahut Ran.
“Kamu ke sekolah jalan kaki?” tanya Fito.
Ran mengangguk. “Iya, udah dulu ya, nanti Ran telat.” Ran berlari meninggalkan Fito di sana.
Fito menunduk memandang kakinya yang kini tidak dapat digerakkan lagi untuk selamanya. “Apa ini hukuman karena aku kurang bersyukur?”
Fito memandang ke arah jalanan, ia tidak melihat sosok Ran lagi di sana. “Dia mengingatkan ku kembali pada luka lama yang berusaha aku lupakan.”