Rules
Gue sekarang lagi duduk manis di bangku tepat di depan bapak-bapak judes ini. Hawa ruangan ini panas bener, seperti akan ada kabar buruk menimpa gue.
“Baca semuanya,” Suruh Johnny seraya meletakkan sebuah map di depan gue.
Dengan segera gue mengambil map itu. Dengan perlahan gue membaca isi dari map itu.
“Kontrak kerja pertama akan berlaku satu tahun, jika kinerja bagus maka akan ada penaikan gaji,” baca gue perlahan. “Ekhem,” dehem gue.
“Mohon maap nih pak, rulesnya mana?” Tanya gue seraya menatap mata Johnny.
Johnny mengangguk. “Rulesnya dari saya, and jangan panggil saya pak, saya bukan bapak kamu” Jawab Johnny tegas.
“Kok rulesnya dari bapak Sih? Maksudnya Johnny,” Keluh gue. Untuk apa coba dia kasih kertas kontrak kerja tapi gak ada rulesnya di situ.
“Dengar baik-baik Bella, kontrak kerja kamu akan berlaku selama 1 tahun setelah itu kamu akan bebas. Karena tahun depan Haechan dan saya akan pindah dari sini. Tugas kamu hanya mengurus saya dan haechan, jika kamu melakukan kerja kamu dengan baik maka apapun yang kamu minta akan saya beri,” Jelasnya.
Huh, untung besar sih buat gue. Tapi ngurus mereka? Gue jadi babu nya gitu?
“Jadi saya ini sebagai sekretaris atau babu?” Tanya gue.
Bukannya menjawab Johnny malah melanjutkan pembicaraan dengan membahas rules-rules yang ada. “Rules yang pertama, kamu harus stay di sini 24/7,” Kata dia.
“What! Jadi gue tinggal di sini? Gabisa gitu dong, gue juga punya kehidupan,” Protes gue.
“Yang kedua tidak ada sosmed selama kamu berkerja di saya.” Johnny tidak menghiraukan protes dari gue.
“Ya tap—”
“Kamu harus tau berurusan dengan siapa Bella, saya tidak mau kamu mengambil resiko,” Potongnya.
“Ya tap—”
Lagi-lagi gue gak kedapatan kesempatan buat protes. Wah, gue bakalan berhadapan dengan setan nih.
“Yang ketiga, no sex things,” tegasnya. “Kecuali skenario kedepannya mengharuskan kita untuk melakukan itu.” Johnny tersenyum setelah mengatakan itu.
Lagian siapa anjir yang mau ngelakuin hal itu sama Lo?! Gila nih orang.
“Ada protes?” Tanyanya dengan polos.
Kek asu.
“Gak ada, gue pasrah,” Jawab gue ogah-ogahan.
Johnny mengangguk. “Good,” sahutnya. “Saya sudah menyuruh orang-orang saya untuk mengambil perlengkapan kamu di rumah kamu, dan kemungkinan sudah sampai di kamar. Sekarang silahkan tanda tangan kontrak ini,” Sambungnya.
Gue narik nafas dalam-dalam lalu ngehembusin kasar. “Semoga hidup gue bahagia.”
Gue menandatangani kontrak itu, mau gimanapun satu tahun cukup buat gue ngumpulin duit. Bayangin aja 1 bulan dapet 500 jt, apa gak kaya?
