Selamat beristirahat
“Semua sudah kembali normal Embun, dan semua sudah terungkap,” ucap Sandy di samping batu nisan milik Embun.
“Kamu di sana udah bahagia kan? Aku sangat berharap kamu bahagia Embun.”
Sandy terdiam dan memejamkan matanya sejenak. Lalu ia kembali membuka matanya bersamaan dengan helaan nafas yang keluar dari mulutnya.
“Bertemu dan membantu kamu bangkit dari semua masalah, hal yang paling berarti dalam hidup aku Embun.”
“Aku akan menjalani hari untuk membantu kamu sampai akhir.”
Sandy menunduk, setetes air matanya jatuh ke makam Embun.
“Hujan dan juga Galaxy, tanggung jawab aku sampai akhir nanti, selamat beristirahat Embun, sampai jumpa di kehidupan selanjutnya.”
5 Tahun kemudian
Seorang pria dengan setelan yang sangat rapi kini berada di makam Embun. Seorang pria yang memeluk Embun disaat Embun menghembuskan nafas terakhirnya— dia adalah Jonathan Arkananta.
Jonathan duduk tepat di sebelah kanan makam Embun, tidak peduli akan celananya yang kotor nantinya.
“Halo, maaf aku baru berkunjung setelah dua hari,” ucapnya seraya tertawa kecil.
Lima tahun terakhir ini Jonathan hampir setiap hari mendatangi makam Embun, bahkan ia sempat di tanya oleh penjaga makam, kenapa dirinya datang ke makam setiap hari. Jonathan hanya menjawab “saya ingin memastikan orang yang saya sayang, berisitirahat dengan tenang.”
“Maaf kemarin aku gak datang, selain urusan kantor yang sangat-sangat buat aku pusing, kemarin aku mempersiapkan ulang tahun Galaxy yang ke sepuluh.”
Jonathan tersenyum, tangannya bergerak mengusap pelan batu nisan Embun.
“Anak kita udah tumbuh besar Embun, ia akan menjadi remaja yang pintar, hebat, dan kuat seperti kamu dan ganteng kayak aku.” Jonathan tertawa kecil.
“Banyak hal yang aku lewati Embun, aku memang bukan ayah yang baik ataupun ayah yang sempurna bagi Galaxy, tapi aku berusaha menjadi ayah yang baik untuk Galaxy.”
“Oh iya, Galaxy nemu uban di rambut aku,” kekeh Jonathan. “Katanya bukan ayah udah tua, tapi karena ayah sudah berusaha dengan keras.”
Jonathan tersenyum tipis. “Anak yang sangat sopan Embun, kamu berhasil, terima kasih.”
Jonathan menyadari pipinya membasah, karena air mata yang mengalir, dengan cepat ia mengusap air mata tersebut.
“Maaf, aku gak bisa nahan.”
“Embun, sesuai permintaan kamu, aku akan menjadikan kamu cinta terakhir untuk aku, sampai nanti aku terbaring di samping kamu, tapi enggak sekarang ya, aku harus memastikan Galaxy tumbuh dan siap menghadapi semuanya.”
Jonathan menghela nafas panjang. “Aku gak tau apa reaksi Galaxy, jika mengetahui fakta bahwa aku pernah membuat kamu jatuh terpuruk, namun aku akan terus berterimakasih, karena kehadirannya adalah hidup bagi aku— Jonathan Arkananta.”
Jonathan mengusap pelan batu nisan milik Embun.
“Sampai jumpa besok, dan besok, bahkan sampai nanti rambut aku beneran memutih.”
“Aku sayang kamu, Embun Gayatri.”