who are you

Setelah mendapatkan perintah untuk segera menuju ke sebuah ruangan besar yang berada tidak jauh dari dimana mereka berada, keenam agent irregular kini berkumpul di depan ruangan mereka beristirahat semalam.

“Ready?” tanya Ir-003 yang disahut anggukan oleh kelima agent lainnya.

Kini mereka melangkah bersama dipimpin oleh Ir-001 di depan. Setibanya mereka di depan pintu menuju ruangan yang di maksud, mereka terdiam sejenak.

“Listen,” ucap Ir-002 membuka suara dikeheningan itu. “Kita gak tau apa yang bakalan terjadi di dalam sana, bisa saja kejaddian kemarin bekalan terjadi kembali,” lanjutnya.

Semua mata agent tertuju pada Ir-002 berusaha mendengar semua yang ia katakan.

“Bisa saja kita terbunuh atau saling membunuh. Ada dua kemungkinan yang akan kita taruhkan untuk bisa keluar dari sana.”

“Apa itu?” potong Ir-005 bertanya penasaran.

Sebelum menjawab Ir-002 menatap agent lainnya secara bergantian, lalu netranya beralih ke pintu yang perlahan mulai terbuka.

“Nyawa atau teman.”

Setelah pintu terbuka sempurna, keenam agent irregular melangkah tanpa ragu. Namun tiba-tiba saja mereka dibuat terkejut karena pintu yang tiba-tiba tertutup dengan sangat kencang, saat mereka sudah tiba di dalam.

Lagi dan lagi para agent dibuat kebingungan, masalahnya ada pintu lagi yang harus mereka buka. Namun mereka bingung bagaimana caranya.

“What? pintu lagi?” tanya Ir-004 tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.

Ir-001 mendecak kesal. “Licik,” lirihnya.

“Hai! I'm John.”

Suara John lagi-lagi terdengar, para agent secara bersamaan mencari darimana asal suara itu.

“Fuck you, John!” umpat Ir-003 dengan suara yang kuat.

“Thank you,” respon John.

Tak disangka John akan merespon tidak seperti biasanya, tentu saja mendengar respon dari John, membuat para agent keheranan sekaligus ketakutan.

“Di samping kalian ada dua meja yang berisikan empat pistol, dua pistol di masing-masing meja.”

semua pasang mata tertuju kearah yang John maksud, dan benar saja di sana sudah ada 2 pistol di kiri dan kanan.

“Tugas pertama untuk Ir-001 dan Ir-002.”

Ir-002 sedikit tersentak, namun tidak dengan Ir-001 ia hanya menunjukkan ekspresi yang sangat santai.

“Masing-masing pergi ke meja di sudut,” perintah John segera dipatuhi oleh keduanya.

“Dua agent yang sangat ahli dalam bidang persenjataan, untuk melaksanakan misi yang sebenarnya, saya harus memastikan hal itu. Dua pistol dimana salah satunya adalah pistol palsu. Gunakan satu pistol untuk menembak kesembarang arah, dan gunakan satu pistol untuk menembak diri kalian sendiri,” ujar John menjelaskan apa yang harus dua agent itu lakukan.

“What!” Ir-004 memekik tidak percaya.

“Diri kalianlah yang menetukan kalian hidup atau mati, good lu-”

*Dor...

Suara tembakan memenuhi ruangan, keempat agent lainnya segera menutup telinga mereka.

Suara tembakan itu berasal dari Ir-002 yang menembak keatas darimana asal suara John berada. Dengan demikian Ir-002 berhasil, ia segera berjalan kembali ke barisan para agent.

“Giliran lo,” ucap Ir-002 ke Ir-001.

Ir-001 mengeluarkan sebuah smirk di bibirnya, ia meraih sebuah pistol dan mengarahkan ke kepalanya.

“Woi!”

“Lo anjir, coba ke sembarang arah!”

Para agent lainnya tidak bisa melakukan apa-apa selain panik.

“gak ada bedanya, kan?” Ir-001 menarik pelatuk pistol, sontak kelima keempat agent lainnya menutup mata, kecuali Ir-002 yang dengan berani menyaksikan aksi aneh dari Ir-001.

Tidak ada suara apapun di ruangan, lalu tiba-tiba pintu terbuka menandakan Ir-001 berhasil. Tanpa menunggu lama Ir-001 berjalan menuju ruangan selanjutnya, diikuti oleh agent lainnya.

“Angkuh,” gerutu Ir-001 disahut tawa oleh Ir-003.

“I think dia bakalan jadi leader kita nanti,” balas Ir-003.

“Kalau kita or dia bisa berhasil keluar hidup-hidup, Ir-003.”


Saat mereka memasuki ruangan kedua, lagi-lagi keenam agent dihadapkan dengan pintu lainnya. Namun ada yang berbeda di pintu itu, ada sebuah lingkaran seperti target.

“Again,” kata Ir-004.

“Giliran siapa kali ini,” timbal Ir-006 bertanya-tanya.

“I wish gak denger suara John lagi kali ini,” mohon Ir-002.

“Hai! I'm John.”

“Arghhhh.”

“Tugas kedua, tentukan yang mana pisau yang sebenarnya. Ir-003, dengan kemampuan menggunakan pisau bahkan pedang membuat saya kagum, izinkan saya melihatnya secara langung. Ada dua pisau di meja ....”

“Yang satunya palsu, satu lempar ke target satu untuk diri gue sendiri?” potong Ir-003.

“That's right,” balas John dari sistem yan ia gunakan untuk berkomunikasi dengan para agent irreguar.

“Template, ngebosenin cara lo ngebangun sebuah agent, you know bahasa gaulnya? Basi!” Tanpa menunggu lama Ir-003 melangkah dan mengambil kedua pisau yang ada di meja.

“Good luck!” seru Ir-004 menyemangati Ir-003.

“Thanks,” balasnya.

dalam satu lemparan satu pisau itu berhasil menancap, menandakan Ir-003 berhasil. Dan membuat pintu langsung terbuka.

Tanpa menunggu lama lagi, semua agent kembali memaski ruangan selanjutnya, lagi dan lagi terdapat pintu di sana, namun tampaknya para agent tidak lagi terkejut dengan hal itu.

Namun ada satu hal yang membuat mereka kebingungan, di atas meja tidak ada pistol ataupun pisau melainkan hanya ada selembar kertas.

“John, tumben suara lo gak ada?” tanya Ir-002.

“Bukannya itu bagus?”

“Ya, Ir-003, kelihatannya lo juga seneng gak ada suara dia.

“Of course!”

“Siapa yang bisa bahasa asing di sini?” tanya Ir-001 setelah melihat isi kertass di atas meja.

“Lemme see,” jawab Ir-004 seraya menghampiri Ir-001.

“Bahasa German yang artinya agent,” ucap Ir-004 memberi tau isi dari kertas itu.

Dengan otomatis pintu kembali terbuka, para agent seketika dibuat kagum.

“Wow, lo bisa berapa bahasa?” tanya Ir-005.

“I think ten? Lupa, sih.”


Ruangan kesekian yang mereka masukin, masih sama dengann pintu lainnya. Dan sebuah laptop di atas meja.

“I think it's my turn,” ucap Ir-005 dengan percaya diri.

Tanpa menunggu peerintah dari John, ia segera menyelesaikan tugas itu dengan kecerdasaannya. Hanya butuh sepuluh menit bagi Ir-005, menyelesaikan sebuah sistem bukan hal yang sullit bagi dirinya.

“Now i know,” ucap Ir-002. “Stop guys,” sambungnya menahan agar para agent tidak memasuki ruangan yang berikutnya.

“Why?”

“What?”

“Kenapa?”

“Ada apa?”

Para agent bertanya-tanya kebingungan.

“Kayaknya gue paham, deh. Tugas pertama gue sama Ir-001 dapat pistol dan itu sangat mirip dengan apa yang kita latih selama ini bahkan Y-1 and Y-2 sering latihan bersama,” jelasnya.

“Maksudnya, kenapa setiap tim dulu hanya satu yang selamat, mereka hanya mau satu orang dengan satu keahlian, tapi dari itu mereka mau yang benar-benar bisa menguasainya?” tanya Ir-001.

Sungguh agent lainnya masih kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh Ir-002.

“Ya, Ir-003, sebelum ini selama bertahun-tahun lo fokus ke apa?”

“Senjata tajam, pembuatan senjata tajam dari bahan yang sederhana, kegunaan dan memanipulasi.”

“Ir-004?”

“I don't know, but, diantara kita bukan dari negara yang sama dulu. Dan, setiap bulannya kita ada kelas bahasa asing.”

“Ir-005?”

“Komputer and system.”

“That's! Paham?”

“Gue paham,” jawab Ir-001.

Keempat agent lainnya menjawab dengan anggukan.

“Ir-006, setelah ini giliran, lo, kira-kira lo bisa tebak apa?” Ir-001 bertanya kepada Ir-006 yang sedari tadi hanya diam.

Ir-006 tidak langsung menjawab, ia memilih untuk diam dan menunduk.

“Apa yang kalian pelajari di Y-6?” tambah Ir-002.

“Laboraturium, zat kimia, racun dan obat,” jawabnya tanpa menatap ke agent lainnya.

“Wait, kalo memang begitu, bagaimana dengan Y-8 sampai Y-10?” tanya Ir-003 penasaran.

“Menurut gue beberapa hal yang sama dengan kita, makanya mereka harus dibunuh,” jawab Ir-002 namun ia tidak yakin dengan jawabannya mendengar suaranya sedikit bergetar.

“How about Ir-007 yang sudah mati?” Giliran Ir-005 yang bertanya.

“Medis,” jawab Ir-006 membuat fokus para agent lainnya tertuju ada dirinya. “Gue pernah pelatihan sama mereka, mereka orang-orang hebat dalam hal medis, dan kita kehilangannya.”

“But, kita punya lo, kan Ir-006?”

“No Ir-001, laboraturium sama medis gak sama dalam beberapa hal, gue cuman bisa dalam zat-zat kimia dan berfokus pada pembuatan racun, gue gak hebat dalam menyembuhkan luka.”

“Tapi, zat kimia bisa membuat luka sembuh, Ir-006.”

“No Ir-003, tidak semuanya. Gue gak ahli dalam memegang pisau bedah, gue gak bisa mendiagnosis satu penyakit.”

Tanpa banyak bicara lagi, kini para agent berjalan ke ruangan berikutnya. Ada yang berbeda di ruangan itu, yang tadinya ruangan bernuansa hitam dan orange, kini berubah menjadi putih dengan beberapa perlengakapan laboraturium disana.

“Hai! I'm John.” Setelah beberapa saat kini suara Johnterdengar kembali, membuat beberapa agent menjadi jengkel dengan suara itu.

“Ada dua jarum suntikan di atas meja, Ir-006 dengan keahlian anda, saya yakin anda bisa membedakan antara racun dan cairan biasa. Maka dari itu suntikan cairan biasa ke tubuh salah satu agent lainnya agar pintu terbuka, good luck!”

“No.” Ir-006 menggeleng kuat, tubuhnya bergetar hebat, ia takut gagal jika ia gagal maka ia akan membunuh salah satu dari mereka.

“Suntikin ke gue.” Ir-001 maju menyerahkan dirinya.

“No!” Ir-006 menolak dengan tegas. “John. Biarkan saya melakukan hal ini ke diri saya sendiri!”

“Gue percaya, lo, yakin ke diri sendiri, Ir-006.”

“Gue gak yakin, racun itu bisa membuat lo terbunuh, Ir-001.”

“Do it,” tegas Ir-001.

Sedangkan agent lainnya hanya bungkam tanpa tau harus melakukan apa.

“I'll trust you, apapun yang terjadi,” ucap Ir-001 berusaha meyakinkan Ir-006.

Dengan ragu dan tangan yang bergetar Ir-006 mengambil jarum suntik yang ia yakin itu bukan racun.

“Sorry,” lirihnya sebelum menyuntikkan cairan itu ke dalam tubuh Ir-001.

“It's okay.”

Ir-006 telah menyuntikkan semua caira itu ke dalam tubuh Ir-001, selama dua menit Ir-001 tidak menunjukkan gejala apapun, dan pintupun terbuka.

“You did well,” puji Ir-001 dengan senyuman. Untuk pertama kali dirinya tersenyum.

“Good Job, Ir-006,” puji Ir-002 yang takjub dengan Ir-006.

Dengan langkah pasti keenam agent melangkah ke ruangan berikutnya. Dan boom. Ternyata semuanya sudah berakhir, namun sepertinya mereka baru akan memulai tugas atau misi yang sebenarnya.

Ada tujuh agent di hadapan mereka, agent yang mereka tau adalah agent regular, yang bertanggung jawab atas semua ini.

“Hai! I'm Travist,” sapa Travist. “Welcome.”