Work out
Gue udah rapi dengan sleeping robe yang udah terpasang rapi di tubuh gue.
“Arghhh hari yang panjang saatnya tidur,” monolog gue seraya menjatuhkan badan ke kasur.
Gue tidur membelakangi pintu masuk kamar gue. Perlahan gue memejamkan mata, namun tiba-tiba gue tersentak karena pintu kamar gue yang di buka seseorang.
“Johnny ! Kamu buat aku kaget tau,” Ucap gue, karena gue emang bener-bener kaget. Seingetnya gue udah ngunci pintu kamar.
Gue terduduk di kasur, namun gue rada bingung sama gerak-gerik Johnny. Setelah mengunci kembali kamar gue, dia segera menghampiri gue.
Johnny narik kaki gue, membuat badan gue jatuh ke kasur. Dan dia juga naik ke kasur gue, dengan cepat gue tidur membelakangi dia.
“Kenapa belakangi aku?” Tanya dia dengan nada sedikit kecewa.
Jantung gue tiba-tiba berdegup dengan kencang. Karena Johnny yang tiba-tiba meluk gue dari belakang.
“Kenapa gak tidur sih Jo?”
Bukannya ngejawab Johnny malah narik badan gue semakin dekat dengan dia sehingga tidak ada space lagi di antara kita.
Gue dapat merasakan nafas Johnny membentur di tekuk gue.
“Besok Haechan bakalan ngambil kamu,” lapornya seakan-akan gak terima gue bakalan ngabisin waktu sama Haechan besok.
Gue sedikit terkekeh. “Terus kenapa Jo?”
Gue gak mendengar respon dari Johnny, ia sedang asyik mengecup bahu gue sampe ke leher samping gue berkali-kali.
Dan tangan Johnny juga gak diem di tempat, tangannya mulai ngebuka tali sleeping robe gue.
“Jo!” Protes gue ketika Johnny berhasil ngebuka tali sleeping robe yang gue pakai.
Tangan Johnny perlahan mengusap perut gue sampe menjalar ke Sensitive area gue. Perlahan dia mengusap Miss v gue dari luar panty.
Badan gue seketika menegang, gue kehilangan kewarasan gue saat ini juga.
“Maka dari itu aku harus menghabiskan waktu malam ini bersama kamu kitten,” Jawabnya dengan nafas yang ngebentur di leher gue.
Gue menggigit bibir bawah berusaha menahan agar gue gak ngedesah.
Namun sial, Johnny Suh bangsat. Tangan dia masuk ke dalam panty gue, dan gue dapat merasakan tangannya mengusap Miss v gue dari dalem panty.
“Jo..” rintih gue ingin memprotes namun kedengarannya seperti desahan. Johnny Suh!
Gue dapat mendengar Johnny tertawa. The real devil Johnny Suh.
Dengan seribu keberanian gue memberanikan diri untuk membalikkan badan, agar Johnny menghentikan aksinya itu.
“Stop Jo, kalo Haechan tau gimana?” Protes gue ketika berhasil membalikkan badan.
“Oh hi pretty,” sapanya dengan mata melihat tubuh gue yang hanya terbalut bra dan panty.
Johnny dengan cepat mengubah posisi menjadi di atas gue. Fuck, gue gabisa nafas sekarang.
Kedua tangan Johnny di jadikan tumpuan menahan tubuhnya.
“Wanna work out?” Ajak Johnny.
Gila, seketika gue merinding. “Work out, olahraga di ruangan olahraga?” Tanya gue seakan-akan gak tau ajakan dia.
Johnny mendekatkan wajahnya ke gue. “No kitten, another work out,” Imbuhnya lalu dengan cepat ia menyerang bibir gue.
Johnny nyerang bibir gue seakan-akan sedang memakan gue. Gue bisa merasakan nafsu di ciuman itu, tangannya ia gunakan untuk menahan kedua tangan gue yang ada di sebelah kepala gue.
Perlahan gue terbuai dengan permainan dia. Gue sedikit panik, because i almost turn on!
Johnny dengan bebas menjelajah bibir gue, sekali-kali ia menggigit bibir bawah gue. Tangan kirinya ia lepas mencengkram tangan gue.
Tangan itu ia gunakan untuk mengelus Breast gue dari luar bra.
Gue mengeluh karena sentuhan dia, namun tertahan dengan ciuman Johnny.
Fuck, gue gak munafik, gue menikmati setiap sentuhan yang di berikan oleh Johnny.
Ia melepas ciumannya, lalu menempelkan dahinya di dahi gue. Dengan nafas kita yang masih terengah-engah, gue tersenyum ke arah dia.
“Please,” Jawab gue untuk ajakan dia tadi.
Johnny tersenyum penuh kemenangan.
“My pleasure Bella, aku akan membuat kamu tidak akan melupakan malam yang panjang ini,” Sahut dia dengan smirk di bibirnya.
Tangan kiri Johnny menjalar ke perut gue, lalu perlahan tangan sialan itu masuk ke dalam panty gue bersamaan dengan bibirnya yang menjilat telinga gue.
Fuck.... I cant'..... Please don't stop....
“Fuck!” Umpat gue, gue mendongakkan kepala ketika Johnny berhasil memasukkan kedua jarinya di Sensitive area gue.
Johnny tertawa mendengar umpatan gue. “You love it kitten?” Tanyanya dengan nada rendah tepat di telinga gue.
Johnny mengecup leher gue, dengan jari-jari sialan itu yang bergerak bebas di sensitive area gue.
Gue menggeliat dan mendesah gak kauran karena dia. “ I love you Bella,” ungkapnya dengan jari-jari yang bergerak semakin cepat.
Gue menggigit bibir bawah gue berusaha menahan moan “harder kitten,” katanya dengan nada rendah membuat gue merinding. Gue melepas moan, gue udah gak peduli. Kutuk gue sekarang juga, gue mau menikmati semua sentuhan dari Johnny.
“Good girl,” pujinya ketika mendengar moan gue dengan jari-jari yang masih bergerak di bawah sana. “I love you so much Bella,” sambungnya sebelum menjatuhkan bibirnya kembali ke bibir gue.