Yang Terjadi
Sebuah ruangan serba redup akan cahaya, ruangan yang tidak terlalu sempit, disinilah Cakra, Farrel dan Bagas berada.
Dengan tangan terikat dan mata tertutup. Mereka duduk dengan posisi berlutut menghadap seseorang.
Seorang misterius yang memakai serba hitam, menatap tajam ke arah mereka bertiga.
Di samping orang misterius tersebut sudah ada sebuah camera yang menyorot dan merekam Farrel, Cakra dan Bagas.
“Siapa kamu!” Tanya Farrel.
“Siapa lo anjeng? Bersuara gak!” Kini Cakra memaki orang misterius tersebut.
Bagas hanya diam, dia takut. Apakah ini yang di rasakan oleh adiknya dahulu. Dia sangat menyesal.
Pria itu melangkahkan kakinya, lalu berhenti tepat di belakang Bagas.
Di tangan orang misterius tersebut terdapat sebuah cambuk.
Dengan cepat orang itu mengangkat cambuk itu dan menjatuhkannya tepat di punggung Bagas.
Clakk
“Fuck!” Umpat Bagas. Cambukan itu seakan-akan membelah-belah tubuh Bagas.
Orang misterius tersebut menendang tubuh Bagas membuat Bagas tersungkur ke lantai.
“Shit,” Ringis Bagas.
Clakk
Lagi-lagi cambukan itu mendarat ke tubuh Bagas. Tidak terhitung berapa kali sudah cambuk itu menghujam tubuh Bagas.
Bagas hanya Bisa diam dan menahan rasa sakit. Semua aksi itu terekam di kamera yang sedari tadi berdiri tegap di depan mereka.
“Maaf, maaf.” Bagas memohon ampun. Tubuhnya sudah sangat kesakitan, darah di mana-mana.
Orang misterius itu melemparkan cambukan yang ada di tangannya ke sembarang tempat.
Ia kembali melangkahkan kakinya, kini ia berdiri tepat di depan Farrel.
Plakk
Satu tamparan berhasil melayang di pipi Farrel. Membuat Farre terjatuh.
“Mau lo apa anjing!” Jerit Farrel tidak terima di perlakukan seperti ini.
Orang misterius itu sama sekali tidak menghiraukan ucapan Farrel. Ia malah menendang perut Farrel berkali-kali membuat sang empunya merasa sangat kesakitan.
“Arghh, fuck ! Stop anjing!” Stop mohon stop!” Mohon Farrel namun sedikit kasar.
Orang tersebut masih menendang-nendang Farrel, tidak hanya di bagian perut, namun juga kepala.
“Pleasee, stop, maaf,” Ucap Farrel memohon dengan sangat lembut.
Gotcha ! Itu yang dia mau. Orang misterius itu hanya mau mendengar seseorang memohon dengan lemah kepada dirinya.
Keadaan Farrel benar-benar miris, sama seperti Bagas. Badan yang di penuhi luka dan memar. Rasa sakit yang memenuhi diri mereka.
Mereka tidak menyapa satu sama lain walaupun mereka melihat satu sama lain.
Hanya ada ringisan kesakitan yang keluar dari mulut mereka.
Orang misterius tersebut menghampiri Cakra, ia melepaskan tutup mata yang menutupi mata Cakra.
Cakra begitu terkejut melihat keadaan kedua temannya. Ia menatap tajam ke arah orang misterius itu.
“Anjing lo bangsat cupu! Psychopat gila!” Maki Cakra bertubi-tubi.
Orang misterius itu melangkahkan kakinya ke arah kamera yang sedari tadi merekam aksinya.
Setelah beberapa menit berurusan dengan kamera itu. Ia membalikkan badan, membuka semua penutup yang ada di mukanya.
“Fuck lo?!” Seru mereka bertiga bersamaan ketika melihat siapa sebenarnya di balik topeng yang sedari tadi menyiksa diri mereka.