“Halo sobat Hope semuanya, kembali lagi sama gue Sandy Arkananta di channel Hope S, selesaikan masalahmu, kebahagiaan menunggu di depan.” Sandy baru saja mengucapkan kata pembuka yang kini jadi kata-kata iconic di videonya.
“So, sebelum kita masuk ke inti videonya nih, gue mau terima kasih banyak buat kalian semua yang udah support gue sampe sekarang,” Ucap Sandy dengan semangat seperti biasanya.
“Seperti yang udah kalian lihat nih di judul, podcast Hope hari ini lebih istimewa dari biasanya, karena hari gue kedatangan cewe cantik yang bakalan nemenin gue podcast selama 1 jam kedepan.”
“Halo Karina, Karina Dewina seorang selebgram dan juga aktris cantik yang lagi naik daun nih. Apa kabar Karin?” Sapa Sandy ke Karina yang ada di depannya.
Dengan ramah Karina membalas senyuman Sandy. “Baik dong, lo sendiri?” Tanya Karina balik. “Btw nih ya gue mau ngucapin terima kasih banyak udah ngundang gue ke podcast lo, gue tuh ngerasa terhormat loh,” Ucap Karina tiba-tiba.
Hal itu membuat Sandy shock tentu saja, ia bahkan sampai menutup mulutnya dengan kedua tangan, dan mengerutkan keningnya. “Kok bisa? Aturannya gue loh yang harus bilang gitu,” Bantah Sandy.
“Asal lo tau nih ya, gue udah ngikutin Hope S tuh dari zaman lo masih di Facebook, terus sampe lo pindah ke Twitter gue masih ngikutin,” Kata Karina.
Sandy lagi-lagi shock bukan main. “Selama itu?”
“Iya anji** bahkan gue bangkit karena kata-kata harapan dari lo,” Ungkap Karina.
Sandy menggelengkan kepalanya seraya bertepuk tangan. Merasa bangga kepada dirinya sendiri.
“Mantap banget ternyata gue,” Kata Sandy memuji dirinya sendiri. “Btw boleh dong ceritain kenapa bisa tiba-tiba lo itu naik dan panas-panasnya di kabarin di berita sana sini.”
“Nah itu yang buat gue bingung nih, kenapa bisa ya tiba-tiba gue naik.” Mereka berdua saling tertawa mendengar jawaban dari Karina.
“Jadi ini gue udah bisa mulai cerita nih ya?” Tanya Karina.
Sandy mengangguk seraya meneguk air mineral botol yang ada di genggamannya. “Silahkan,” Sahut Sandy setelah selesai minum.
“Well, gue udah terjun di dunia hiburan itu udah dari lama, kalo gak salah saat umur gue 18 tahun.” Karina mulai menceritakan kisah hidupnya dan Sandy mendengarkan nya dengan seksama.
“Ya seperti artis-artis biasanya gue gak sebegitu naik juga pada saat itu, dan akhirnya gue menghilang pada saat umur gue 19 tahun.”
Sandy mengangguk paham. “Dan sekarang umur lo 21 tahun kan ya, lo muncul lagi di media sosial dan hal yang pertama yang lo posting adalah muka bayi, kenapa bisa?” Tanya Sandy seraya menopang kepalanya dengan kedua tangan.
Karina terkekeh. “Ya bisa karena gue hamil,” Jawabnya singkat.
“Gue menghilang ya karena itu, karena gue hamil. Gue menghilang pindah ke salah satu Negara gue gak mau nyebut di mana itu. Dan ya, kenapa gue milih kembali lagi karena gue udah bisa berdamai dengan masa lalu,” Sambungnya.
Mata Karina mulai berkaca-kaca. Sandy yang mendengar hal itu juga merasakan sakit dan bisa membayangkan bahwa sosok yang ada di depannya sekarang adalah, seseorang yang membenci dirinya di masa lalu.
“Kenapa bisa lo bangkit dan bisa berdamai dengan masa lalu,” Tanya Sandy.
Karina tersenyum simpul. “Karena anak gue adalah harapan, gue berpikir dulu anak ini adalah pembawa sial gue benci sama dia, gue depresi.”
“Terus-menerus gue nangis, gue teriak-teriak kayak orang gak jelas, gue hancur banget lah intinya. Sampe suatu saat gue di bawa ke psikolog, pertama-tama memang gue masih gitu-gitu aja, tapi lama kelamaan gue mulai sadar apa yang gue pikirin ini tuh salah.”
Sandy lagi-lagi mengangguk paham. “Jadi kita jangan main-main sama yang namanya mental health ya,” tutur Sandy.
Karina mengangguk setuju. “Setuju banget, gue mau bilang ke siapapun lo yang lagi nonton video podcast ini, kalo emang lo lagi ngerasa jatuh banget, dan gak ada siapapun di samping lo, jangan takut untuk ke psikolog. Please gue percaya lo pasti bisa menghadapi itu semua,” Kata Karina seraya menatap ke arah camera yang sedang merekam mereka.
“Self diagnosa itu sangat membahayakan, jangan lakukan itu,” tambah Sandy.
“Betul, setelah gue perlahan membaik, cara pikir gue juga perlahan mulai normal. Yang dulunya yang gue pikirin itu cuman gue mau mati!” Tegas Karina. “Gue gak pernah mikir surga neraka apapun itu, yang gue pikirin cuman gimana caranya gue mati,” Sambungnya seraya menatap Sandy.
“Tapi tiba-tiba ketika gue perlahan sembuh gue berpikir, apa yang udah gue siapin kalo emang gue mau mati? Gue anaknya bukan anak yang taat ibadah, gue anak club, mabok tiap hari, having sex sana-sini, apa pantas gue mati saat itu juga? Itu pertanyaan yang muncul di pikiran gue, waktu perlahan gue sembuh.” Karina menggenggam kedua tangan yang ada di atas meja seraya memainkan jari-jari tangannya.
Sandy mengangguk, menyimak setiap cerita yang di sampaikan oleh Karina.
“Dan mulai saat itu gue terima anak gue, gue rawat dia sampe gue melahirkan. Dan lo tau apa yang bikin gue mau nunjukin dengan bangganya ke orang-orang tentang anak gue?” Tanya Karina dengan nada melas ke Sandy.
“Apa itu?”
“Pas gue gendong dia pertama kali, dia gak nangis, dia genggam jari telunjuk gue dengan tangan kecilnya, dia senyum. Dan gue ngerasa dia bilang 'Mom, aku udah lahir, sekarang aku yang bakalan jaga Mom, aku akan jadi kebahagiaan untuk Mom'.” Air mata berhasil lolos dari mata Karina, ia benar-benar tidak bisa menahan haru ketika mengingat kembali kejadian itu.
Sandy menggeleng-geleng takjub dengan perkataan Karina barusan seraya bertepuk tangan. Ia terdiam seribu kata, benar-benar merasa takjub.
“Wow, hebat!” Puji Sandy.
Karina tersenyum, ia menghapus air matanya menggunakan selembar tisu yang ada di tangannya.
“Berdamai dengan masa lalu itu gak buruk, hal-hal baik akan datang kepadamu suatu saat nanti, percaya gue,” Pesan Karina yang lagi-lagi membuat Sandy terdiam.