.
“Thank you for buying the flowers,” ucap Embun ke pelanggan yang baru saja membeli bunga di tokonya.
“My pleasure miss, Your child is so cute,” puji orang tersebut seraya melihat Galaxy yang sedang berlari-lari melihat bunga yang ada di toko Embun.
Tiga tahun sudah mereka lewati, kini usia Galaxy sudah hampir menginjak 4 tahun.
Seperti anak kecil pada umumnya, Galaxy sangat suka berlarian di toko bunga Embun, dan ajaibnya kehadiran Galaxy menjadi penarik perhatian bagi pelanggan di sana.
“Thank you sir,” jawab Embun seraya tersenyum.
“Excuse me, for you,” ucap Galaxy seraya menyerahkan setangkai bunga matahari untuk pelanggan yang tadi memuji dirinya.
Pelanggan tersebut terkejut dan juga merasa gemas dengan Galaxy.
“For me? Thank you! What your name?” Tanyanya.
Galaxy mengangguk dan tersenyum. “Galaxy,” jawab Galaxy dengan suara imutnya.
“Good name, uncle must go, thank you Galaxy! Good bye,” pamit orang tersebut lalu keluar dari toko bunga Embun.
Embun menghampiri Galaxy, dan jongkok di hadapan Galaxy.
“Udah siang, abang mau makan apa nih?” Tanya Embun seraya memeluk tubuh Galaxy.
Galaxy terlihat berpikir. “Bunda, abang boleh minta chicken? Fried chicken,” tanyanya meminta izin.
Embun mengangguk. “Of course! Abang boleh makan fried chicken. Tapi abang tau gak tadi abang ngelakuin kesalahan?
Galaxy menggeleng. “No, bunda.”
“Ayo coba dipikirin lagi?”
“Ah iya, Galaxy lupa say sorry,” jawabnya dengan nada kecil.
Embun tersenyum lalu mengecup pipi Galaxy.
“Seharusnya Abang say apa?”
“Sorry, i have flowers for you, but bunda I said excuse me before I gave the flowers,” jawab Galaxy.
Embun mengangguk menyetujui jawaban Galaxy.
“Yes honey, bunda tau. Seharusnya setelah permisi abang harusnya say sorry dulu dong? Biar pelanggannya gak kaget,” ucap Embun menjelaskan yang seharusnya.
Galaxy mengangguk paham, ia mengecup pipi sang bunda. “Sorry bunda, abang lupa,” katanya seraya menepuk dahi.
“It's okay, don't forget the magic word, apa aja?”
“Maaf, tolong and terima kasih!” Seru Galaxy bersemangat.
“Good boy! Bunda bakalan beli banyak fried chicken buat anak bunda yang pinter!”
“Yeayyy fried chicken!”
Kringg
Bunyi lonceng yang menandakan seseorang baru saja masuk ke toko bunga.
“Om papa disini,” seru Sandy yang baru saja masuk ke dalam toko bunga.
Galaxy dan juga Embun segera menoleh ke arah pintu masuk. Galaxy dengan segera berlari ke arah Sandy yang sudah jongkok dan juga merentangkan tangannya.
“Welcome om papa!” Seru Galaxy dan segera menerjang masuk ke pelukan Sandy.
“Halo abang, udah makan siang hm?” Tanya Sandy.
Galaxy menggeleng. “Om papa, boleh gak abang makan fried chicken?” Tanya Galaxy meminta izin ke Sandy.
Sandy menatap Embun sekilas, lalu ia berbisik ke Galaxy, “udah minta izin bunda?”
Galaxy mengangguk, dan kembali berbisik ke Sandy, “sudah om papa,” jawabnya dengan polos.
Sandy tertawa pelan sebelum menggendong Galaxy. “Aku udah beli makanan, ada fried chicken nya juga ini,” ucap Sandy seraya menyerahkan kantong plastik yang ada di tangannya.
Embun meraih kantong plastik tersebut. “Kok gak bilang dulu?”
“Ya gapapa, biar anak om papa seneng.”
“Thank you om papa,” ucap Galaxy lalu mengecup pipi Sandy.
“Sama-sama abang.”
“Abang, boleh minta tolong ambilkan botol minum yang tadi kita bawa dari apartemen?” Pinta Embun ke Galaxy yang sedang memakan ayam gorengnya.
Galaxy mengangguk dengan semangat. “Dengan senang hati bunda, sebentar ya,” jawabnya segera beranjak menjalani perintah Embun.
“Jadi gimana Embun?” Tanya Sandy.
“Gimana apanya kak?”
“Jadi kita pulang ke Indonesia?” Tanya Sandy lagi seraya menatap Embun.
Embun terlihat terdiam, ia telah memikirkan ini dari lama, sebenarnya ia sangat ingin menyekolahkan Galaxy di Indonesia, agar Galaxy mempunyai banyak teman, terutama disekitar rumahnya nanti.
“Kafe kakak yang disini?”
“Gapapa, ada temen aku yang jaga.”
Namun ada satu hal lagi yang Embun pikirkan, yaitu keberadaan Galaxy. Bagaimanapun jika suatu saat ia bertemu dengan Jonathan?