Perlahan Johnny membuka pintu kamarnya, dengan sebuah cangkir berwarna pink di tangannya.
Ia melihat wanita yang sangat ia sayangi sedang berdiri menatap ke luar jendela.
Perlahan ia menghampiri wanita tersebut. Memeluk lembut badan wanita itu dari belakang.
“Mau sampe kapan? Mau sampe kapan kamu diam Bella?” Tanya Johnny dengan nada tegas.
Yang di pelukan dia adalah Bella Kim. Wanita yang pernah ia sia-siakan dulu.
Wanita yang menerima seribu luka atas kebodohan dirinya. Kini wanita itu hanya diam setelah kejadian satu tahun yang lalu.
Diam selama satu tahun dalam trauma yang sangat menakuti dirinya.
Bella sama sekali tidak menanggapi Johnny ia masih sama, menatap lurus ke luar jendela kamar.
Perlahan Bella merasakan bahu nya basah. Dan ternyata itu dari air mata Johnny.
Johnny berpindah posisi menjadi berlutut di samping Bella.
“Maafin aku Bella,” Mohonya.
“Udah cukup hukuman selama satu tahun ini, aku udah cukup menyesal,” Lanjutnya memohon.
Selama satu tahun Johnny benar-benar memperhatikan dirinya. Bahkan kini Bella tidur di kamar Johnny demi keamanannya.
Tapi Johnny tidak tidur di kasur yang sama, karena dia tau itu akan menganggu kenyamanan Bella.
Sesekali Bella mendapati Johnny yang tidur di sofa, atau bahkan tidur dalam posisi duduk di lantai dengan kepala di atas kasur.
Bella sedikit melirik ke arah Johnny. Ia dapat melihat Johnny larut dalam penyesalannya di sana.
“Udah cukup hukumannya Bella, kembali ke saya. Saya butuh kamu.” Johnny menatap Bella yang sedang melihat dirinya.
Mata Bella mengode untuk Johnny keluar dari kamar. Johnny menyeka air matanya dengan kasar, lalu ia tersenyum ke arah Bella.
“I love you as always Bella,” Ungkapnya sebelum beranjak dari sana.
Berdamai dengan masa lalu bukanlah hal yang buruk kan. Wendy dan Chanyeol telah mengetahui semua kejadian yang menimpa Bella, mereka di beri tahu oleh Yuta. Dan bahkan Chanyeol sempat membuat Johnny babak belur, tanpa ada perlawanan balik dari johnny.
Johnny merasa terpuruk ketika mengetahui Bella hamil pada saat dia mengusir dirinya. Johnny mengaku bahwa dia di butakan oleh kehadiran Chelsea pada saat itu.
Setiap malam Bella dapat mendengar Johnny menangis di balkon kamar mereka, dan sesekali bermonolog seakan-akan sedang berbicara dengan anaknya.
Kata maaf tidak pernah luntur dari mulutnya.
“Bahkan Johnny sudah bertanggungjawab atas semuanya kan?” Gumam Bella.
Perlahan Bella membuka pintu kamar, untuk pertama kalinya ia keluar dari kamar itu setelah satu tahun mengurung di sana.
Ia sangat rindu keadaan rumah, rindu bercanda gurau dengan Haechan, menjahili Johnny sampai dia kesal.
Perlahan ia melangkahkan kakinya menuju dapur, di sana Bella dapat melihat Johnny yang sedang berkutik dengan alat-alat dapur.
Johnny adalah seorang mafia dan juga pengusaha terkenal, namun dengan waktunya yang sangat padat untuk berkerja ia selalu memastikan bahwa makanan yang akan disajikan ke Bella adalah makanan yang sehat.
Bella tersenyum, lalu ia memeluk Johnny dari belakang. Tentu saja Johnny kaget, siapa yang berani memeluk dirinya.
“Bella!” Seru dia bersemangat.
“Masakan kamu wangi,” Sahut Bella seraya tersenyum.
Dengan cepat Johnny membalikkan badannya, memeluk Bella dengan erat.
“Kamu maafin aku? Maaf, maaf. Kamu boleh hukum aku dengan pukulan, tapi jangan diam seperti ini lagi,” Rengek Johnny.
Bella terkekeh, ia menatap mata Johnny dalam-dalam. “Terimakasih sudah mengurus aku selama satu tahun ini,” Ucap Bella ke dia.
Johnny menggeleng kuat. “Terimakasih sudah bertahan sampai sekarang Bella, terimakasi,” lirihnya, lalu detik kemudian bulir air mata terjun dengan bebas membasahi pipinya.
“Don't cry, aku udah maafin kamu, sekarang aku mau spaghetti!” Seru Bella agar Johnny menyudahi kesedihannya.
“Dengan senang hati princess, pesanan akan datang dalam waktu 15 menit!”
Bella tersenyum. “Aku mau ke kamar Haechan dulu ya.” Bella menjinjit untuk mengecup pipi Johnny. “Bye Daddy!” Pamitnya lalu segera berlari ke arah kamar Haechan.
Johnny tersenyum, ia merasa bangga ketika melihat Bella yang jahil telah kembali ke pelukannya.
Perlahan Bella membuka kamar pangeran kecilnya. Pangeran kecil yang ia jumpai di sebuah mall tanpa sengaja.
Pangeran kecil itu bernama Haechan, anak yang penuh dengan kegembiraan untuk menutupi semua lukanya.
Perlahan ia melihat Haechan yang tengah memeluk sebuah foto, ketika ia lihat ternyata itu adalah foto dirinya.
“Bunda, kapan Haechan bisa meluk bunda lagi?” Monolog Haechan dengan bingkai foto Bella.
“Kalo bunda marah sama Haechan, nanti Haechan kutuk jadi Piggy loh!” Kesal dia.
Bella terkekeh diam-diam, kenapa foto yang dia cetak foto Bella dengan hidung emoji pig?
“Masa foto bunda yang jelek sih?” Bella membuka suara membuat fokus Haechan menjadi kearah Bella.
“Bunda!” Seru Haechan antara percaya dan tidak percaya.
Bella merentangkan tangannya.
“Siapa yang mau di peluk bunda?”
“Haechan!!!!!!” Jawab Haechan bersemangat lalu dengan sigap ia berlari memeluk Bella.
“Bunda hiks, bunda jangan sakit lagi hiks, bunda harus hiks harus hiks hueeeeeee,” Kata Haechan terputus-putus karena tangisannya.
Bella terkekeh, perlahan ia mengelus rambut pangeran kecilnya itu.
“Harus apa pangeran?” Tanya Bella.
“Harus sama Haechan dan Daddy selalu hueeeeee!”
“Iya bunda akan selalu bersama pangeran kecil bunda, dan sama Daddy!” Jawab Bella dengan tegas.
“Promise?” Tanya Haechan.
Bella mengangguk. “Promise!”
“Daddy mau hug juga,” pinta Johnny tiba-tiba ketika masuk ke dalam kamar Haechan.
Johnny berusaha buat meluk Bella, namun di halangi oleh Haechan.
“No! Daddy gaboleh hug bunda!”
Johnny tidak terima atas penuturan anaknya. “Boleh lah!” Johnny masih kekeh berusaha Meluk gue.
Kini terjadi perdebatan kecil antara bapak dan anak ini.
Bella tersenyum melihat mereka yang sedang berdebat.
“Grup hug?” Tanya Bella seraya merentangkan tangannya.
Dengan sigap Haechan masuk ke dalam pelukan Bella lagi, begitu juga dengan Johnny yang langsung memeluk badan Bella.
“Nah gini kan adem,” Ucap Bella.
“I love you bunda,” Ucap Johnny dan Haechan berbarengan.
“I love you too!”
Berdamai dengan masa lalu bukanlah hal yang buruk. Semua orang pernah melakukan kesalahan, tidak salah jika kita memaafkan mereka.
Malam telah tiba, kini Johnny dan Bella tengah berusaha untuk tidur.
Seharian ini mereka habiskan waktu untuk bermain, sehingga kini mereka merasa lelah.
“Semua udah usai bukan?” Tanya Bella tiba-tiba.
Tangan Johnny yang sedari tadi bermain di rambut Bella tiba-tiba berhenti.
“Tapi cerita keluarga kita tidak akan pernah usah Bella,” Jawabnya dengan lembut seraya mengecup kening Bella.
Johnny telah menceritakan semuanya ke Bella, tujuan Chelsea kembali hanyalah untuk menjatuhkan Johnny.
Pada saat kejadian satu tahun yang lalu, Chelsea berusaha menembak Johnny, namun insting seorang mafia keji seperti Johnny sangat kuat, sehingga Johnny lah yang duluan menembak Chelsea, walaupun fokusnya dulu masih terhadap Bella.
Kini Chelsea dan Kris tengah di kurung di sebuah ruangan sempit di bangunan milik Johnny.
Johnny tidak ingin mengeksekusi mereka terlebih dahulu, Johnny ingin Bella melihat secara langsung gimana tersiksanya mereka ketika maut menjemputnya.
Namun Bella menolaknya, ia tidak ingin melihat mereka berdua lagi, trauma yang di miliki oleh Bella sangat kuat.
“Jo, kenapa kamu pergi nyelamatin aku?” Tanya Bella.
Johnny menangkup kedua pipi Bella, menatap mata Bella sangat dalam.
“Karena sesungguhnya aku gak pernah nyaman ketika sama Chelsea, aku sangat takut. Dan ternyata ketakutan terbesar aku itu kamu Bella,” Jawabnya dengan lembut.
“Kenapa aku?”
Johnny tersenyum, lalu ia mengecup lembut kening Bella dan turun ke kedua mata Bella, ia mengecup dengan sangat lembut sebelum kembali menatap mata Bella.
“Because you're my Weakness Bella,” Jawabnya dengan suara yang sangat lembut membuat hati Bella terasa nyaman, bahkan sekarang ia sangat ingin untuk menangis.
“I love you,” Ucap Bella seraya menenggelamkan kepalanya di dada Johnny.
“I love you too princess.”
Finish