Panglimakun

Kayla turun dari mobil, dan ia berdiri di depan gerbang rumah yang sangat mewah. Bangunan tua yang menjadi saksi bisu perkembangan keluarga de'Luca.

Saksi bisu kekerasan papa yang di lakukan ke mereka. Kayla tersenyum lebar, lalu detik kemudian gerbang besar itu terbuka, dan menampakkan Jeffery yang sudah berdiri di sana.

“Selamat datang princess,” Sambut Jeffery. Kayla terkekeh, lalu ia melangkah masuk ke dalam.

Kayla dan Jeffery melangkah masuk menuju ruang bawah tanah rumah besar itu. Sesampainya mereka disana, Kayla melihat semua kakak-kakak nya tengah berdiri di depan lemari kaca yang berisikan tempat di mana abu dari papa, kak windra dan ibu-ibu mereka.

Kaget? Tidak usah, memang benar semua ibu atau istri de'Luca memang sudah meninggal, sebagian dari mereka meninggal karena terbunuh oleh musuh.

Abu mayat mereka sengaja di simpan di rumah, menjadi keluarga mafia memang tidak mudah, bahkan setelah de'Luca Mati masih banyak yang mengincar jasad dan abu dirinya. Maka dari itu mereka semua sepakat untuk menyimpannya di rumah saja.

Mereka semua menunduk dan mengirimkan doa. Setelah berdoa Kayla melihat Januar berlutut tepat di hadapan foto kak windra. Lalu ia berkata. “Maaf tidak bisa menjaga tangan adek, maaf telah membuat tangan adek berdarah, maaf telah membuat adek menjadi api seperti kami,” Ucapnya penuh penyesalan.

Mendengar hal itu Kayla ikut berlutut. “Kak windra, kak janu berhasil membuat Kayla sayang ke diri Kayla sendiri, kak janu berhasil membuat Kayla menjadi diri sendiri. Kak windra jangan khawatir ya, Kayla selamanya akan menjadi air dengan ombak yang besar!” Seru Kayla Seakan-akan tidak Terima dengan penyesalan Januar.

Januar terkekeh sambil menatap mata Kayla. Lalu ia berdiri di ikuti oleh Kayla. “Terimakasih,” Ucapnya.

Kayla mengangguk. Lalu ia memeluk satu persatu kakak-kakak nya. Kini ruangan tersebut di penuhi dengan gelak tawa mereka.

Mempunyai 10 saudara memang tidak mudah bagi mereka, harus paham satu sama lain. Namun dengan adanya mereka satu sama lain, membuat mereka bisa berdiri tegak membahu satu sama lain.

Pertengkaran, bahkan perkelahian yang mengundang emosi sampai ingin membunuh satu sama lain tentu saja pernah terjadi di antara mereka.

Tapi semua itu akan pergi karena rasa sayang satu sama lain, dan juga karena Kayla yang selalu ada Buat mereka.


! [](https://i.imgur.com/zPDCkxo.jpg)

Kayla menghabiskan waktunya berjalan dengan Kenzo, mereka bercanda ria membalas semua rasa rindu yang udah di tahan dari lama.

“Ezo harus semangat ya!” Seru Kayla.

Kenzo mengangguk. “Pasti,” Sahut Kenzo. “Lo juga bahagia selalu ya?” Lanjutnya.

Kayla mengangguk. “Pasti!” Jawabnya tegas.

Mereka kembali berjalan menyusuri taman kota yang indah itu.

Kenzo memandang Kayla yang sedang asyik dengan bunga-bunga yang ada di sana. 'Semua orang yang ada di sisi lo pasti beruntung Kay, termasuk gue' batinnya.

“Bunganya cantik,” Kata Kenzo. “Kayak Lo,” Sambungnya.

Perkataan Kenzo membuat Kayla Salting, lalu ia segera berjalan di depan Kenzo.

Kenzo terkekeh. “Nanti aduin El ahhh, bilang cewenya Salting nih,” Goda Kenzo.

Kayla memberhentikan kakinya lalu berbalik ke arah Kenzo. “Ihhh ezo NGESELIN!” Protes Kayla dengan muka marah.

Namun muka itu malah kelihatan menggemaskan bagi Kenzo.


“Makasih ya bro, udah di pinjemin,” Ucap Kenzo ke El.

“Ihhh ezo! Kayla bukan barang!” Protes Kayla.

Kenzo dan Elvano terkekeh. “Iya bukan, bye selamat pacaran,” Pamit Kenzo lalu ia menjalankan motornya.

“Asik?” Tanya El ke Kayla.

Kayla mengangguk. “Asik banget!” Jawabnya.

“Hm.” Jawaban singkat dari Elvano membuat Kayla sedikit tersenyum jahil.

Kayla menjinjitkan kakinya, lalu ia menoel pipi Elvano. “Cemburu ya,” Goda Kayla.

Elvano terkekeh lalu ia menarik Kayla ke pelukannya. “Iya,” jujurnya bahwa ia cemburu.

Kayla tertawa dengan lepas mendengar jawaban Elvano. “Tapi Kayla cuman sayang kak El!” Jawab Kayla tegas.

Elvano mengangguk. “Ayo ke mobil, mau kemana malam ini princess?” Tanya Elvano

“Pantaiiiiiii!” Jawab Kayla dengan ceria.


2 tahun kemudian

Gadis dengan rambut panjang, berkulit putih itu berdiri di sebuah gerbang universitas.

la sedang menunggu seseorang keluar dari gedung universitas itu.

Senyumnya melebar, ketika orang yang ia kenal memunculkan badang hidungnya. “Ezo!” Teriak gadis itu dengan gembira.

“Hai kayla,” Sapanya. Kayla tersenyum.

“Ezo apa kabar?” Tanya Kayla.

“Sangat baik,” Jawab kenzo.

Kayla tersenyum ke Kenzo, begitupun dengan Kenzo, ia sangat merindukan sang gadis manja yang ada di depannya.

2 tahun bukan waktu yang cepat untuk Kenzo dan Kayla. Mereka sama-sama menjalani terapi untuk mental mereka masing-masing.

Usaha mereka tidak sia-sia, kini Kenzo sudah kembali pulih. Dan Kayla juga bisa hidup dengan Kayla tanpa adanya alter ego di dirinya.

“Kayla, kakanda Miss you!” Seru seseorang yang tidak lain tidak bukan Aksa kakanda meresahkan.

Aksa hendak memeluk Kayla, namun segera di cegah oleh Kenzo, Johan, Raka, dan Haris.

Selama 2 tahun kemarin warriors lah yang membantu pemulihan Kenzo. Mereka saling memaafkan satu sama lain, tentu saja atas bujukan dari El.

“Kalian baik-baik semua kan?” Tanya Kayla.

Mereka mengangguk. “Baik banget,” Jawab Raka.

Mata kayla tertuju pada seseorang yang berjalan dengan mata yang tertuju pada handphone nya. Orang itu berjalan menuju gerombolan warriors dan Kayla.

Melihat orang itu, Kayla tersenyum lebar, tanpa pamit ia segera berlari ke arahnya.

“Kak El! Hug me!” Seru Kayla seraya berlari ke pelukan Elvano.

Orang itu adalah Elvano, lelaki yang selama ini selalu ada di sisi Kayla.

Dengan sigap Elvano langsung menangkap Kayla ke dalam pelukannya. “Suprise?” Tanya Kayla sambil menatap mata Elvano.

Elvano mengangguk. “Aku kira kamu kemana 2 hari gak ada kabar, biasanya bawel nanya ini nanya itu,” Keluh Elvano.

Kayla terkekeh. “Kak El yang bawel tauk!!!” Protes Kayla.

Elvano mengacak-acak gemas rambut Kayla. Ia sedari tadi melihat handphone karena menunggu kabar dari Kayla, namun siapa sangka kalo Kayla kini ada di hadapannya?

Kayla mengeluarkan sesuatu dari tas kecilnya. “Gelang?” Tanya Elvano kebingungan.

Kayla memasangkan gelang berwarna hitam dengan aksesoris berbentuk daun maple ke tangan Elvano, lalu ia menunjukkan tangannya yang terpasang gelang yang sama.

“Gelang daun maple, dulu papa sama mama ketemu di Kanada, mereka pacaran lamaaaa banget, namun mereka harus terpisah,” Jelas Kayla. “Tapi berkat gelang ini, daun maple yang melambangkan keharmonisan dan kesetiaan, mereka di pertemukan kembali, dan bertahan hingga ajal menjemput mereka,” Sambung Kayla menjelaskan panjang lebar.

Kayla menghela nafas. “Kayla mau, kak El hidup sama Kayla selamanya, walaupun nanti kita berpisah kak El udah Kayla tanda.” Kayla tersenyum lebar menatap Elvano.

Elvano kehabisan kata-kata, sejak kapan gadis polos ini bisa membuat hatinya terguncang sangat kencang? Ia menarik Kayla ke pelukannya, memeluk gadis itu sangat erat seakan-akan memberi isyarat bahwa dia tidak akan meninggalkan dirinya.

“Kayla sayang kak El,” Ungkap Kayla.

“Aku sayang kamu juga Kayla, sangat sayang,” Sahut Elvano lalu ia mengecup kening Kayla.

“Woi udah dong pacarannya, laper nih,” Protes Aksa dari sana membuat Warriors yang lainnya tertawa.

Kayla melepaskan pelukan Elvano, lalu ia menggenggam tangan Elvano dengan erat.

“Ayok ke basecamp, Kayla mau makan Chiki ! Eyayy!” Seru Kayla bersemangat.

Elvano hanya tersenyum, ia sangat senang melihat gadisnya bisa cerita seperti ini. Ia berjanji kepada semesta, bahwa ia tidak akan meninggalkan Kayla.


Kayla berjalan menyeret kopernya memasuki bandara. Semua telah berakhir, Neozen High School telah di ambil alih oleh Januar.

Ledoardo dan Bram telah mendekam di penjara, namun Kenzo ia mengalami setres yang mengakibatkan dirinya harus di rawat di rumah sakit jiwa untuk sementara.

“Sampe sini aja kak,” Ucap Kayla Ke Elvano.

Mereka berhenti. “Yakin bisa sendiri?” Tanya Elvano memastikan.

Kayla mengangguk, lalu ia melepaskan genggaman di kopernya. Ia memeluk Elvano dengan sangat erat. “Cerita kita gak akan pernah selesai kan kak?” Tanya Kayla.

Elvano membalas pelukan Kayla, mengusap rambut Kayla perlahan. “Neverending story,” Jawabnya.

Kayla tersenyum, ia mengangkat kepalanya dan menatap Elvano. “Tunggu Kayla sembuh ya kak? Biar kita bisa ngehabisin waktu bersama lagi,” Ucap Kayla.

Elvano mengangguk. “Pasti cantik,” Jawabnya lalu ia mengecup kening Kayla.

Kayla melepas pelukannya, ia perlahan berjalan menjauhi Elvano. Sesekali membalikkan badannya untuk melambaikan tangan menandakan perpisahan.

“Jika kamu kembali, dan membawa pilihan antara dia dan aku, maka pilih yang bisa membuat kamu bahagia Kayla, i love you,” Monolog Elvano seraya tersenyum melepas kepergian sang gadis yang ia cintai.


Queen berjalan beriringan bersama Januar di koridor hotel. Hotel dimana keluarga Jauzan hendak melakukan pementasan atas kesuksesan Neozen High School.

Acara itu di hadiri oleh banyak petinggi di negara, bahkan presiden pun turut hadir dalam acara tersebut.

Yuda dan Daffa mengambil tanggung jawab di mobil sebagai pengendali nantinya.

Jeffery sudah berada di ruang kontrol, dan sisanya sedang menyamar di aula acara di laksanakan.

Januar dengan sengaja menabrak seorang pelayan hotel disana, lalu kesempatan itu di gunakan oleh Queen untuk memotong tanda pengenal yang tergantung di lehernya.

“Maaf,” Ucap Januar.

Queen dengan segera meng-copy data tanda pengenal tersebut dengan peralatan yang telah di bawanya.

“Berhasil,” Katanya pelan, Januar mengangguk lalu mengacak pelan rambut sang adik.


Kini Januar dan Queen sudah berhasil masuk, tidak ada yang sadar akan kehadiran mereka, kecuali araster Zone yang sedang menyamar.

Januar segera mengambil perhatian pekerja lepas yang sedang mengatur semua monitor.

Kesempatan itu di gunakan oleh Queen untuk memasangkan sebuah flashdisk yang akan mengungkapkan kebenaran nantinya.


Acara telah di mulai, para tamu undangan telah duduk di bangkunya masing-masing. Januar dan Queen berada paling belakang, mereka berusaha untuk tidak ketahuan.

Queen melihat Kenzo yang sudah berdiri di depan sana. Ia tersenyum dengan senyuman yang tidak bisa di artikan. Entah itu senyuman kemenangan atau senyuman manis yang memang ia tunjukan untuk Kenzo.

“Selamat siang para hadirin semua, perkenalkan saya Kenzo Jauzan selaku anak dari Ledoardo, Direktur utama dari NeoZen High School,” Ucapnya memperkenalkan diri.

Semua orang yang berada di sana bertepuk tangan meriah. “Saya ucapkan terimakasih untuk para hadirin, terutama bapak presiden yang telah menyempatkan dirinya untuk hadir ke acara ini,” Ucap Kenzo seraya tersenyum ke presiden.

Presiden mengangguk dan membalas senyuman Kenzo. “Baik, maka dari itu saya akan mempertunjukkan kepada kalian, betapa positif dan majunya NeoZen High School.” Kenzo mulai mempresentasikan melalui layar yang ada di belakangnya.

Semuanya berjalan dengan lancar, layar tersebut menunjukkan semua sisi positif dari sekolah itu.

Presentasi tersebut membuat para tamu merasa kagum. Ledoardo dan juga papa Laura sangat merasa senang dengan reaksi mereka.

Namun suasana tidak berlangsung lama, tiba-tiba layar tersebut menjadi error.

Mereka semua tampak kaget, begitu juga dengan Kenzo.

“La verdad,” Gumam Queen. “Kebenaran akan terungkap,” Sambungnya.

Layar tersebut kini menjadi suram, yang tadinya menunjukkan sisi baik dari petinggi sekolah beserta sekolahnya kini menjadi buruk.

Di mulai dari video dimana ledoardo membunuh de'luca beberapa tahun yang lalu. Lalu di susul dengan dokumen yang menunjukan bahwa tanah dan bangunan sekolah itu adalah milik dari keluar de'luca.

Para tamu tentu saja tampak kebingungan. Namun tidak dengan Ledoardo dan Bram, mereka sangat panik dengan keadaan.

Mereka menyuruh para staff untuk mematikan layar tersebut, namun sayangnya tidak bisa.

Kini layar menampilkan sebuah video, video yang membuat mereka semua shock.

Semua rekaman pembullyan, pemerkosaan yang di lakukan oleh kepala sekolah. Dan di akhiri dengan video percakapan Bram dan juga Ledoardo mengenai kejahatan mereka.

Kenzo tidak tau harus apa, ia terdiam membisu. Wartawan mulai heboh memotret semua yang ada di sana. Para tamu undangan ingin pergi dari ruangan tersebut, namun perhatian mereka kembali tertuju kepada Kenzo.

Kenzo menghadap ke layar tersebut, lalu melihat sebuah kalimat yang bertulis “La Verdad”.

“Siapa,” Gumamnya.

“Satu, dua,” Gumam Queen menghitung menggunakan jari-jarinya. “Tiga,” Lanjutnya.

Drawwwssss

Bersamaan dengan berakhirnya hitungan Queen. Tubuh Kenzo di tumpahi dengan darah yang sangat amis.

Kenzo lagi-lagi terdiam. Para tamu undangan kelihatan shock, para wartawan tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

Tangan Kenzo bergetar. “Apa ini semua,” Monolognya ketakutan.

Kini para petinggi negara yang menjadi tamu di acara tersebut satu persatu mengangkat kakinya pergi dari sana. Begitupun dengan Ledoardo dan Bram, yang berusaha kabur, namun sayang seribu sayang para polisi dan jaksa telah sampai di sana.

“Pa Kayla berhasil,” Monolog Kayla dengan air mata yang mengalir di pipinya.

Januar tersenyum bangga dengan adiknya. Ia sangat bangga melihat dia berjuang untuk mengungkapkan kebenaran, walaupun dulu papa sangat keras terhadapnya.

“Kamu berhasil,” puji Januar seraya mengusap rambut Kayla.

Kayla tersenyum. “Papa istirahat yang tenang ya, Kayla akan jadi anak yang baik dan anak yang kuat di sini.”


Dugg

Suara hentakan kaki seseorang yang baru saja lompat ke bawah.

“Lo pelan-pelan kenapa sa,” Ucap Johan ke Aksa.

Aksa hanya nyengir tidak jelas. “Maap hihihihi,” Sahutnya.

“Inget, kita ke kantin dulu baru ke aula, oh ya di aula udah di persiapkan sama kakak-kakak gue jadi kita cuman cek aja,” Kata Queen memperjelas rencana mereka.

Anak-anak warriors mengangguk mengerti, perlahan mereka berjalan menuju kantin di mana biasa mereka makan.

Untuk kantin sendiri ada 2 dimana mereka akan membeli Snack biasa, dan kantin khusus untuk makanan berat.

Tujuan mereka adalah kantin dimana biasa pada murid makan-makanan berat.

“Bisa gak rak,” Tanya Aksa gelisah seraya melihat Raka sedang berusaha membuka pintu kantin itu.

Raka mendecak kesal. “Sabar,” Jawab Raka tegas.

Ceklek

Pintu kantin pun terbuka, perlahan mereka masuk ke dalam, di buka oleh Raka, Johan, Aksa, Haris, Queen, Dan El paling belakang.

“Baru kali ini gue nginjekin kaki di kantin ini, selama 3 tahun gue sekolah kagak pernah makan di sini,” Cicit Aksa.

“Emang ada yang mau makan, makanan basi?” Tanya Raka.

Semuanya menggelengkan kepalanya. “Gak,” Jawab mereka serentak.


Mereka berjalan menuju gudang penyimpanan bahan baku makanan yang ada di kantin tersebut.

“Wleekkk.” Queen berekspresi seperti hendak muntah ketika masuk ke dalam gudang tersebut.

“Kalo gak kuat di luar aja ya?” Usul El ke Queen, Queen menggelengkan kepalanya.

“Oke, mulai ambil semuanya sesuai rencana kita!” Seru Queen bersemangat.

Namun kegiatan mereka terhenti ketika mendengar seseorang berusaha masuk ke dalam kantin.

Mereka mencoba untuk mencari tempat persembunyian masing-masing. Queen Dan El bersembunyi di balik sebuah lemari, dengan Queen yang bersandar di tembok dan El di depannya.

Jantung Queen seakan-akan ingin berhenti sekarang juga, bukan hanya karena keadaan mereka yang terancam, namun karena berpapasan dengan Elvano.

Mereka mematung untuk beberapa saat, sebelum mereka mendengar orang tersebut benar-benar keluar dari kantin.

Netra mata mereka berdua ketemu satu sama lain. Dengan cepat Elvano mengecup bibir Queen, membuat Queen diam seribu bahasa.

“Kak El!” Protes Queen hanya disahut tawa oleh Elvano.


Kini mereka benar-benar menjalankan aksinya, memberantakan semua bahan baku makanan yang ada di sana, beserta semua peralatan yang ada di kantin.

“Yuhuuuu kantin busuk,” Seru Aksa Seraya memecahkan telur satu persatu.

“Kayaknya udah deh,” Kata Haris ketika selesai menuangkan semua saos yang ada di jirigen di tangannya.

Mereka semua mengangguk setuju.

“Keluar pelan-pelan, sebagian ada yang ke kelas, sebagian ada yang ke aula oke?” Usul Elvano.

“Oke!” Jawab mereka serentak.

Nsjs Ksmakakw

Queen turun dari mobil yang ia tumpangi bersama Januar. Larut malam ini mereka pergi ke sebuah hutan di pedalaman di kota ini.

Sesampainya di sana, Queen segera menghampiri Yuda dan Daffa di ikuti oleh Januar di belakang.

Yuda dan Daffa telah berhasil menyekap seorang wanita di sana. Wanita itu bernama Lia sahabat dari Laura.

“Aku boleh minta waktunya? Kak Januar di sini aja,” Pinta kayla.

Daffa dan Yuda menyetujui, mereka segera masuk ke dalam mobil segera.

Tersisa Januar, Queen dan juga Lia di sana. Januar terus memantau apa yang di lakukan oleh Queen, tanpa sedikitpun berbicara.

Queen membuka penutup mata yang di pakaikan ke Lia tadi. Lia kini dapat melihat dengan jelas siapa yang menculiknya.

“Kayla!” Sentaknya ketika melihat Kayla.

Queen tersenyum. “Hai kak Lia,” Sapa Queen dengan lembut.

“Lo.... Lo mau apa?” Tanya Lia dengan nada terbata-bata.

Queen lagi-lagi melemparkan senyuman ke Lia. “Menurut kak Lia mau apa?” Tanya Queen balik.

“Gak jelas Lo, lepasin gue!” Teriak Lia dengan kencang. Teriakan Lia mengundang tawa Januar.

Januar tersenyum miring melihat Lia, lalu ia kembali diam. “Ambil h p kamu,” Suruh Queen.

Lia menggeleng kuat. “Siapa Lo suruhh-suruh gue.”

Queen ngesmirk, ia mengeluarkan sebuah pisau dari sakunya.

Melihat hal tersebut Lia dengan cepat mengeluarkan Hp dari sakunya.

“Sudah,” Tuturnya gugup.

Queen tersenyum penuh kemenangan. “Chat Laura, minta tolong dan suruh stop,” Suruh Queen lagi.

Dengan cepat Lia mencari kontak Laura di hp nya, lalu ia mengetik pesan seperti yang Queen suruh.

Queen tertawa ketika melihat ekspresi Lia. Ia berjalan ke belakang ia, dengan segera ia menggores pisaunya sedikit di leher Lia.

Lia meringis kesaktian, Januar yang melihat hanya terkekeh, tanpa sama sekali mengangkat suara.

“Dapat bantuan?” Tanya Queen ketika sudah kembali ke depan Lia.

Lia menggeleng ragu-ragu. Kemudian Queen berjongkok dan memotong tali yang mengikat kaki Lia.

“Lari,” suruh Queen.

Lia sedikit ragu-ragu. “Why? Kamu mau gue bunuh di sini?” Lanjut Queen.

Dengan langkah yang gontai Lia segera berusaha kabur dari hadapan Queen dan Januar.

Namun Queen adalah Queen, otak liciknya selalu berkerja dimanapun itu. Ia melemparkan pisau yang ada di tangannya tepat mengenai leher belakang Lia, membuat Lia jatuh tersungkur.

Queen mengambil sebuah kapak yang sudah di sediakan di sana. Sedikit demi sedikit Queen melamgkah menghampiri Lia yang sudah tergeletak lemas, dengan tangan yang menyeret kapak tersebut.

“Ucapkan selamat tinggal untuk dunia.” Kata itu keluar dari mulut Queen bersamaan dengan kapak yang di ayunkan ke atas.

Dugg

Kapak tersebut berhasil menancap di punggung Lia, kini Lia benar-benar tidak bernyawa di bawah sana.

Dugg

Pukulan kedua dari kapak yang ada di tangan Queen tertancap lagi di punggung Lia. Darah yang mengalir dengan bebas di tanah membuat Queen tersenyum bahagia.

Lalu ia meletakkan kapak itu tepat di samping Lia. Ia berjalan menghampiri Januar yang sedang melihat semua aksinya tadi.

Dengan segera ia memeluk erat sang kakak. Begitupun dengan Januar ia membalas pelukan sang adik dengan erat.

“You did well,” Pujinya.

“Kenapa kakak gak marah? Yang Queen lakukan adalah hal berdosa,” Sahut Queen.

Januar mengecup kening Queen. “Apa yang pernah kami lakukan lebih berdosa,” Jawabnya. “Dan ingat kita adalah De'luca, tidak ada yang perlu di takuti,” Sambungnya kemudian.

Queen dan Januar kembali berjalan ke mobil, Januar menyuruh Daffa dan juga Yuda membereskan mayat Lia seperti rencana awal mereka.


Sesampainya di rumah, Queen membasahi tangannya dengan darah buatan, lalu ia meletakkan sebuah pisau di sampingnya. Dan memfoto hal tersebut untuk di kirimkan ke Laura.

Tentu saja Queen bukan orang bodoh yang akan meninggalkan jejak, apalagi memegang darah korban dengan langsung.

“Menyenangkan,” monolognya.


Kayla memasuki kamar tamu dimana Elvano sudah tertidur menunggu dirinya.

Ini benar-benar Kayla, ketika trauma nya terhadap darah muncul, dan saat itu dokter Kinan menangani dirinya, ia bilang bahwa tidak akan menunjukkan sisi Kayla selama misi balas dendam nya belum selesai.

Itu hanya tipuan semata, tipuan itu di gunakan Kayla agar kakak-kakaknya lebih memberi kebebasan untuk dirinya. Seperti sekarang ia bebas berdua di kamar bersama Elvano tanpa gangguan kakak-kakaknya, tentu saja itu permintaan Kayla diatasnamakan Queen oleh dirinya.

Kayla tersenyum melihat Elvano yang sudah pulas tertidur, ia juga ikut tidur di belakang Elvano dan mengusap pipi Elvano pelan-pelan.

Kayla merasa nyaman, walaupun hati Kayla belum sepenuhnya untuk Elvano. Tapi ia merasa aman ketika di samping Elvano, kini perlahan ia mencoba untuk mengganggu Kenzo dengan Elvano di hatinya.

Kayla berdiri lalu ia berjalan memindahkan posisinya yang tadi di belakang Elvano kini berada di hadapan Elvano yang terlelap.

Kayla masuk ke dalam pelukan Elvano, membuat Elvano sedikit kaget.

“Hei,” panggil Elvano ketika sadar bahwa Kayla sedang ada di dekapannya sekarang.

“Jangan marahin Kayla,” Rengek Kayla dengan nada manjanya.

Elvano sedikit shock, ia benar-benar yakin bahwa yang ada di hadapannya sekarang adalah benar-benar Kayla.

Elvano memeluk gadisnya dengan erat, tentu ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan perlahan ia mengusap rambut Kayla membuat sang empunya merasa nyaman.

“Kenapa?” Tanya Elvano singkat, namun bagi Kayla itu pertanyaan yang sangat berharap.

Kayla mendongakkan kepalanya, menatap mata Elvano. “Kakak jangan kemana-mana ya,” Pinta Kayla dengan penuh harapan, bahwa suatu saat nanti ia tidak ingin Elvano meninggalkannya.

Elvano tersenyum lembut, ia mengecup kening Kayla. “Never,” Jawabnya singkat.

Kayla tersenyum lebar mendengar jawaban Elvano. Kayla hendak mengecup pipi Jeno, namun naas Kayla salah sasaran, ia dengan tidak sengaja mengecup bibirnya Elvano.

Elvano tersenyum penuh kemenangan. Ia menatap tajam mata Kayla. “Mukanya merah sayang,” Goda Elvano melihat muka Kayla yang benar-benar memerah.

“Stop,” Protes Kayla.

Elvano terkekeh, lalu dengan cepat ia merubah posisinya menjadi di atas Kayla.

Kayla mematung di bawah Elvano, ia benar-benar tidak tau ingin berbuat apa sekarang.

“Can i?” Tanya Elvano meminta izin.

Kayla menatap mata Elvano kebingungan. “Wha-”

Belum sempat Kayla menyelesaikan ucapannya, Elvano terlebih dahulu menjatuhkan bibirnya ke bibir Kayla.

Kini jantung Kayla 1000 juta kali berdegup lebih kencang dari biasanya, badannya memanas, bahkan pikirannya sudah buyar kemana-mana.

Ciuman Elvano bukan sekedar ciuman biasa, bahkan ia melumat bibir Kayla, membuat Kayla benar-benar gila di bawah sana.

Kayla benar-benar gila, ciuman Elvano benar-benar dalam, ia bisa merasakan nafsu yang mengalir di ciuman itu.

His kiss gentle but Deep.

Kayla memegang leher Elvano, ia tidak peduli konsekuensi yang akan di terima nanti, yang kini ia mau adalah menikmati semua permainan yang di berikan oleh Elvano.

Perlahan Elvano menjauhkan bibirnya dari bibir Kayla. Ia menempelkan dahinya di dahi Kayla, nafas mereka sama-sama menggebu.

“Mine,” klaim Elvano seraya mengusap bibir Kayla dengan lembut.

Suara Elvano sangat rendah karena nafasnya yang masih menggebu-gebu dan itu menambahkan kesan hot pada dirinya. “Yours,” Jawab Kayla.

Elvano tersenyum, ia mengecup dahi Kayla kembali dengan lembut.

“Kamu selamanya milik aku Kayla, tidak perduli suatu saat kita akan terpisah, aku akan terus berjuang agar bisa menjadikan kamu milik aku seutuhnya.” Kalimat yang keluar dari mulut Elvano barusan membuat Kayla tersenyum lebar.

“Kayla punya kakak selamanya,” Sahut Kayla.


Queen berbohong ke Elvano bahwa dia butuh bantuannya. Tentu saja tidak, dia tidak akan menunjukkan sisi buruk dirinya, itu akan membuat Elvano membenci Kayla.

Queen sudah berada di rumah sakit dimana Kenzo di rawat, dengan seribu ide licik yang ada di otaknya. Ia berhasil membuat Kenzo keluar dari ruangannya sementara.

Kini Queen berdiri di dalam ruangan dimana Kenzo di rawat, ruangan putih yang sangat bersih.

“Putih tidak bagus, bagaimana dengan sedikit merah?” Monolog Queen.

Ia tersenyum licik, lalu ia mengambil satu kantong darah yang ada di tasnya.

Dengan tangan yang sudah terbalut dengan sarung tangan, ia membalurkan darah tersebut di tangannya membuat darah itu berceceran kemana-mana.

Sisa darah yang ada di tangannya ia gunakan sebagai tinta untuk menulis di dinding ruangan Kenzo di rawat.

“Selesai,” serunya ketika selesai melakukan aksinya.

Ia segera melihat ke arah jam tangannya, waktu menunjukkan jam 12.00 malam, rumah sakit ini sangat sepi.

Bahkan hampir tidak ada yang di rawat di sini. “Bodoh, Lo ngebantu gue ya?” Monolog Queen, lalu ia segera keluar dari ruangan Kenzo melalui jendela.

Ruangan Kenzo berada di lantai 2, Queen keluar dengan meloncatkan badannya kebawah.

“Fyuhh, seru juga.” Queen tersenyum lalu ia melihat ke sekeliling, rumah sakit yang sangat sepi, dengan langkah gontai ia meninggalkan rumah sakit itu.


Kenzo memasuki ruangan nya lagi, namun alangkah terkejutnya ia ketika melihat sebuah tulisan yang sangat besar memenuhi dinding ruangannya.

Ia bahkan sampai terjatuh ke lantai. “Jangan mau di jadikan mainan, jangan abaikan kehadiran saya Q.N,” ucap Kenzo membaca tulisan tersebut.

“Arghh,” Ringis Kenzo seraya memegang kepalanya yang sakit.

Ia semakin kesakitan, teriakannya bahkan sampai keluar ruangan mengundang perawat yang ada di rumah sakit itu pergi menghampiri dirinya.

Perawat itu tidak kalah kaget seperti Kenzo ketika melihat tulisan yang ada di sana. Namun ia membantu Kenzo terlebih dahulu menuju ranjangnya.


“Lemah,” sarkas Queen. Ia melihat semuanya dari hp nya, sudah di bilang bukan? Queen mempunyai seribu ide licik di otaknya, dengan otak itu ia memasang kamera tersembunyi di ruangan Kenzo.